HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah yang dalam hal ini Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memastikan pihaknya tidak akan serta merta menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi.
Arifin menegaskan, bahwa pihaknya akan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan terkait kenaikan harga BBM subsidi, salah satunya yakni daya beli masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga akan memperhatikan aspek kemampuan pendanaan subsidi yang selama ini diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Keputusan ini kan harus mempertimbangkan banyak aspek, aspek daya beli, dan kemampuan pendanaan pemerintah,” kata Arifin Tasrif, Rabu (24/8).
Tak hanya kedua hal itu, proyeksi kebutuhan energi ke depan juga menjadi aspek yang yang dipertimbangkan pemerintah. Pasalnya pada akhir tahun nanti, sejumlah negara akan memasuki musim dingin yang membuat ketersediaan energi menjadi terbatas.
“Harganya bisa meningkat, mau masuk musim dingin di luar, sekarang kita harus upayakan penuhi paling tidak listrik untuk memanfaatkan maximum capacity baseload dalam negeri,” ungkapnya.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah menyiapkan sejumlah skema terkait dengan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, agar kuota yang tersisa saat ini mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun nanti.
Adapun kuota subsidi Pertalite saat ini hanya tersisa 6 juta kilo liter (KL) dari 23 juta KL yang telah disepakati hingga akhir 2022.
Dengan sisa kuota tersebut, pemerintah memperkirakan Pertalite subsidi akan habis pada Oktober 2022.
Sementara untuk kuota belanja subsidi dan kompensasi yang dikucurkan pemerintah hingga Agustus 2022 sudah mencapai Rp502,4 triliun. Besaran anggaran itu terdiri dari subsidi energi sebesar Rp208,9 triliun dan kompensasi energi Rp293,5 triliun.