HOLOPIS.COM, JAKARTA – Komisi III DPR RI akan mengundang Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk membahas terkait penanganan kasus pembunuhan berencana yang diotaki Irjen Pol Ferdy Sambo, pada Rabu (24/8).

Wakil Ketua Komisi III, Ahmad Sahroni mengatakan, bahwa pihaknya bersama Kapolri juga akan membahas terkait revolusi mental di tubuh Polri.

“Lebih baik terlambat (soal revolusi mental) daripada tidak sama sekali. Kan tetap ada perubahan. Nah, bagaimana Kapolri melakukan pembenahan di dalam institusinya, bakal kami tanyakan pada Rabu nanti,” kata Sahroni, Senin, (22/8).

Dalam kesempatan yang sama, Politisi Partai Demokrat itu menyoroti sebanyak 83 personel Polri yang diperiksa terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Polisi Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Namun ia menampik pandangan yang menyebutkan banyaknya personel Polri yang diperiksa itu terlibat dalam upaya menutupi penyebab kematian Brigadir J sebagai kultur.

“Saya yakin Kapolri mampu melakukan pembenahan ini secara total,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga berbicara terkait peran Kompolnas selama ini. Menurutnya, kehadiran Kompolnas tetap diperlukan untuk mengawasi kinerja Polri dari luar.

“Karena kan dia mencari data dan fakta di lapangan, lalu menyampaikan itu kepada timsus. Akhirnya penemuan fakta di lapangan yang sebenarnya terbukti,” kata dia.

Seperti diketahui, kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang diotaki mantan Kadiv Propam Polri itu hingga kini belum menemui titik terang.

Sejauh ini, Polri telah menetapkan 5 orang tersangka. Di antaranya yakni Irjen Ferdy Sambo dan Istri, Putri Candrawathi.

Kemudian tiga tersangka lainnya yakni rekan Brigadir J sesama ajudan Sambo, yaitu Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dan Bripka Ricky Rizal Wibowo alias Bripka R, serta warga sipil bernama Kuat Ma’ruf.

Terbaru, Tim forensik independen gabungan menyampaikan hasil autopsi ulang jasad Brigadir Yosua Hutabarat. Pada hasil autopsi ulang itu, ditemukan adanya empat luka tembakan keluar dan satu tembakan yang bersarang di tubuh Brigadir Yoshua.