HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Bayu Krisnamurthi ikut menanggapi wacana terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi.
Menurutnya, kenaikan harga energi seperti BBM ini tentu akan merembet pada sektor lainnya, yakni sektor pangan. Sebab, kenaikan harga energi akan memicu kenaikan biaya produksi.
Namun dalam setahun terakhir ini, bisnis dunia sudah mulai melakukan penyesuaian dengan tak lagi mengandalkan kawasan Eropa tengah sebagai market utamanya.
“Mereka mulai mengubah. Brazil, Kanada, Australia, India, China sendiri itu semua melakukan adjustment dan itu menekan harga logistik jauh lebih efisien, supply chain terjaga. Yang lain bahwa proses produksi mulai berjalan dan itu menambah pasokan,” katanya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (21/8).
Bayu kemudian menuturkan, setidaknya terdapat dua hal yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama, pemerintah dan badan usaha harus betul-betul bersinergi agar tidak dalam mengambil keputusan.
Pasalnya, semua negara benar-benar mengambil langkah untuk mengamankan pasokan maupun harga. Sehingga persaingan bukan hanya antar pengusaha saja, namun juga antarnegara melalui kebijakan pemerintah masing-masing.
“Jadi jangan telat mau ambil impor ya impor, kalau gak impor putuskan gak impor. Kemudian yang kedua kita harus mulai menata ulang sistem pangan kita untuk mampu nantinya bersiap dengan tiga krisis,” tuturnya.
Adapun ketiga krisis yang dimaksud yakni krisis energi, krisis pangan serta krisis keuangan.
Ia pun meminta pemerintah untuk tidak latah dan cerdas dalam mengambil keputusan. Sebab, ketiga krisis tersebut bisa menghantam Indonesia kapan saja.
“Karena tiga krisis itu bisa terjadi lagi dan kita harus jadi jangan konvensional lakukan nya dengan cerdas,” ujarnya.