HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa mereka telah melakukan pemanggilan terhadap PT PLN terkait dengan dugaan kebocoran data pelanggan mereka.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A Pangerapan mengatakan, pemanggilan tersebut dilakukan pada Sabtu (20/8) lalu. Dari hasil pemanggilan, PLN menjanjikan sejumlah poin kepada pihak Kemenkominfo.

“Pihak PLN melaporkan bahwa saat ini sedang dilakukan evaluasi berkelanjutan terhadap sistem keamanan siber PLN, dan di saat bersamaan PLN juga melakukan peningkatan sistem pelindungan data pribadi pelanggan PLN,” kata Semuel, Minggu (21/8).

Semuel bahkan menyatakan, PLN mengklaim bahwa sampai saat ini kondisi pelayanan terhadap pelanggan tidak mengalami gangguan akibat dugaan kebocoran data tersebut.

“PLN juga menyampaikan bahwa sistem operasional teknologi informasi PLN masih dalam kondisi aman dan pelayanan masyarakat tetap berjalan dengan baik,” jelasnya.

Saat ini, langkah yang dilakukan pemerintah kemudian hanya melakukan upaya peningkatan keamanan sistem pelindungan data pribadi PLN yang tengah dilakukan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

“Kementerian Kominfo telah menyampaikan rekomendasi teknis kepada PLN guna meningkatkan pelindungan data pribadi pelanggan PLN, ujarnya.

“Selanjutnya, Kementerian Kominfo akan terus mereview pemenuhan kewajiban PLN terhadap ketentuan pelindungan data pribadi yang berlaku serta kewajiban lain yang terkait sesuai peraturan perundang-undangan,” sambungnya.

Kasus kebocoran data milik instansi pemerintahan di Indonesia kali ini kembali mengalami kebocoran data.

Kali ini kebocoran data tersebut dialami oleh Perusahaan Listrik Negara atau PT PLN yang berhasil dibobol oleh peretas.

Dari pantauan holopis, Jumat (19/8), penjualan tersebut dilakukan di forum hacker bernama Breach Forums oleh pemilik akun Lolyita.

“Hi, Im selling data PLN 17 MILLION++ with field ID, Idpel, Name, Consumer Name, Energy Type, Kwh, Address, Meter No, Unit Upi, Meter Type, Nama Unit Upi, Unit Ap, Nama Unit Ap, Unit Up, Nama Unit Up, Last Update, Created At,” tulis keterangan akun tersebut.

Data yang berhasil diretas tersebut diduga berisi ID lapangan, ID pelanggan, nama konsumen, alamat, tipe energi, nomor meter, besaran Kwh, dan lain sebagainya.

Untuk meyakinkan calon pembeli, pelaku (hacker) dengan nama akun ‘Loliyta’ itu menampilkan beberapa sampel data korban beserta alamat lengkapnya.