HOLOPIS.COM, SULUT – Gempa bumi bermagnitudo 5,1 yang mengguncang wilayah Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, pada Minggu (21/8) siang disebabkan deformasi lempeng Laut Maluku.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,23° LS ; 125,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 129 Km arah Tenggara Kota Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara pada kedalaman 10 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” demikian dikatakan Pelaksana tugas (PLT) Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Minggu (21/8).

Selanjutnya, Daryono mengatakan berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), skala intensitas II MMI terasa di Bolaang Mongondow, Kotamobagu dan Banggai.

Skala intensitas II MMI, merupakan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Dari hasil monitoring BMKG, belum ada aktivitas gempa susulan. Selain itu, belum ada pula laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Selain itu, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.