HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa subsidi energi yang diperkirakan pada tahun ini mencapai Rp502 triliun merupakan upaya pemerintah dalam meredam laju inflasi di Tanah Air.
“Hitung-hitungan kita di tahun ini subsidi (energi) Rp502 triliun. Angkanya gede sekali. Ini yang harus kita tahu. Untuk apa? Untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi,” kata Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Istana Negara, Kamis (18/8).
“Kita semuanya harus melihat angka-angka inflasi karena angka inflasi yang berada di angka 4,9 persen tadi itu masih didukung oleh ketidaknaikan, tidak naiknya harga BBM kita,”
Jokowi kemudian menyebut, bahwa harga sejumlah komoditi energi seperti Pertalite hingga listrik selama ini tidak sesuai dengan harga keekonomian yang ada. Ia menuturkan bahwa harga tersebut merupakan hasil subsidi dari pemerintah.
“Pertalite, Pertamax, Solar, LPG, listrik itu bukan harga yang sebenarnya, bukan harga keekonomian, itu harga yang disubsidi oleh pemerintah,” tuturnya.
Meski demikian, Jokowi tak memungkiri jika nantinya akan ada saat, di mana Anggaran Pendpatan dan Belanja Negara (APBN) tak mampu lagi memberikan subsidi pada sektor energi tersebut, mengingat harga komoditinya di pasar global terus merangkak naik.
“Tapi apakah terus-menerus APBN akan kuat? Ya nanti akan dihitung oleh Menteri Keuangan,” pungkasnya.