Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi diklaim telah mampu mengatur sistem ketahanan panga serta swasembada berasa yang baik di periode 2019-2021.

Dengan pertimbangan itulah mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian dianugerahui penghargaan dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI).

Penghargaan yang bertajuk “Acknowledgment for Achieving Agri-food System Resiliency and Rice Self-Sufficiency during 2019-2021 through the Application of Rice Innovation Technology” atau “Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi” ini diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Jakarta.

Keberhasilan ini diklaim Jokowi karena pemanfaatan varietas-varietas unggul padi, intensifikasi, ekstensifikasi, yang dianggap memberikan sebuah hasil peningkatan produksi.

“Tahun 2019 kita bisa memproduksi beras 31,3 juta ton, 2020 tetap sama 31,3 juta ton, tahun 2021 juga masih tetap 31,3 juta ton. Peningkatan dan konsistensi inilah yang saya lihat dilihat oleh FAO, dilihat oleh IRRI, karena memang jumlah itu adalah jumlah yang riil,” kata Jokowi, Minggu (14/8).

Selain itu, penghitungan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), stok pangan di lapangan jumlahnya juga di akhir bulan April 2022 tertinggi, yaitu 10,2 juta ton.

“Kalau ditanya barangnya ada di mana? Ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran, juga di Bulog, plus beberapa di industri-industri pangan. Totalnya tadi 10,2 juta ton,” terangnya.

“Inilah yang menyebabkan kenapa pada hari ini diberikan kepada kita sebuah sertifikat bahwa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah swasembada pangan,” sambungnya.

Jokowi kemudian mengucapkan terima kasih kepada pelaku riil yang bekerja di sawah, para petani Indonesia yang telah menanam padi selama ini.

“Terima kasih atas kerja kerasnya tentu saja, para bupati, para gubernur, Kementerian Pertanian yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas-universitas, perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi, kerja bersama-sama, kerja gotong-royong, bukan hanya milik kementerian saja,” pungkasnya.