HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memberikan sinyal kuat terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi dalam waktu dekat ini.
Dia awalnya menyinggung perihal beban subsidi BBM yang harus dipikul Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat harga minyak dunia yang terus mengalami kenaikan.
“Harga minyak di APBN kita sekitar USD63 – USD70 per barel. Hari ini kalo harganya USD100 per barel, subsidi kita bisa mencapai Rp500 triliun,” jelas Bahlil, Jumat (12/8).
Bahlil mengatakan, apabila harga minyak terus berada di level USD100 per barel dan pemerintah tetap menahan kenaikan harga, maka tak menutup kemungkinan subsidi BBM yang harus ditanggung pemerintah mencapai Rp600 triliun.
Mantan Ketua HIPMI itu menuturkan, subsidi BBM dengan besaran Rp500 triliun-Rp600 triliun setara dengan 25 persen total pendapatan di APBN. Ia menganggap persentase itu tidak sehat untuk kesehatan keuanga negara.
Maka dari itu, Bahlil menilai saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal itu dikatakan Bahlil, demi menjaga kesehatan perekonomian negara, khususnya dari segi fiskal.
“Sampai kapan APBN kita kuat menghadapi subsidi yang begitu tinggi? Jadi tolong sampaikan juga kepada rakyat, bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus siap-siap, kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi,” tuturnya.