HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tanggal 17 Agustus menjadi hari yang paling dinanti oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Beragam kegiatan pun hadir di seluruh wilayah tanah air, demi menyambut hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain kegiatan hias menghias atau dekorasi kampung maupun tempat tinggal dengan atribut khas 17-an, ada pun biasanya terselenggara tradisi khas daerah yang turut serta memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.
Dilansir dari situs resmi Indonesia Travel Rabu (10/8), berikut ini 10 tradisi unik 17 Agustus-an di beberapa daerah di Indonesia.
Tradisi Pacu Kuda, Aceh
Tradisi pacu kuda merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk bisa mendapatkan kemerdekaan.
Tradisi pacu kuda itu sendiri kerap masuk dalam rangka merayakan HUT RI di setiap tahunnya. Tak main-main, kuda yang digunakan pun merupakan kuda hasil persilangan antara kuda Australia dengan kuda Gayo.
Lomba Dayung, Banjarmasin
Lomba dayung perahu naga khas Banjarmasin, Kalimantan ini menjadi daya tarik tersendiri dalam partisipasinya merayakan HUT RI, di mana kegiatan tersebut biasanya dilakukan di Sungai Martapura.
Selain menjadi hiburan 17 Agustus-an, lomba dayung perahu naga juga menjadi salah satu sarana untuk mencari bibit-bibit unggul pendayung tanah air.
Obor Estafet, Semarang
Kegiatan lari obor estafet jadi salah satu tradisi unik lainnya untuk menyambut 17 Agustus-an.
Obor estafet biasa dilakukan, tepatnya oleh warga Kel. Papandayan, Kec. Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.
Biasanya, yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut merupakan partisipan dari para atlet terbaik Semarang.
Obor itu sendiri digambarkan sebagai simbol semangat dari para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Lomba Sampan Layar, Batam
Lomba sampan layar terbilang tradisi yang juga cukup lama diselenggarakan untuk memeriahkan 17 Agustus-an, di mana sejak tahun 1965 hingga saat ini masih rutin disajikan.
Lomba sampan layar menyajikan banyak perahu kayu yang beragam warna, yang berlayar sehingga membuat suasana 17 Agustus-an semakin meriah.
Telok Abang, Palembang
Tradisi unik lainnya datang dari Palembang, setiap bulan Agustus kerap dipenuhi dengan penjual Telok abang di sepanjang jalan.
Telok abang itu sendiri merupakan mainan khas berbahan gabus yang dibentuk menjadi sebuah kapal, baik pesawat maupun kapal laut hingga kereta, di mana mainan ini biasa disebut mainan khas bulan Agustus.
Yeng lebih uniknya lagi, telok abang ini juga turut dilengkapi dengan telur rebus yang dicat dengan warna merah, yang ditancapkan langsung di bagian tengah telok abang itu sendiri.
Barikan, Malang
Untuk yang satu ini sedikit berbeda lho sobat Holopis, di mana Barikan yang kerap dilakukan warga Malang diselenggarakan di setiap tanggal 16 Agustus waktu malam hari, bukan saat 17 Agustus.
Barikan itu sendiri merupakan acara syukuran yang biasa dilaksanakan di setiap kampung atau lingkungan warga sekitar.
Barikan turut juga diisi dengan agenda tambahan seperti renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan dan tentunya makan bersama.
Ada pun tujuan Barikan itu sendiri merupakan sebuah simbol wujud syukur sekaligus ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antar tetangga.
Sepakbola Durian, Kebumen
Tak hanya lomba makan kerupuk, balap karung dan panjat pinang saja, tradisi unik ini datang dari Kebumen, Jawa Tengah, bernama sepakbola durian.
Memang terdengar ekstrim, maka dari itu perlombaan ini biasanya diikuti oleh orang-orang tertentu seperti halnya Densus 99 hingga anggota forum spiritual.
Meski begitu, di setiap menjelang perlombaan dimulai, pasti akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.
Tirakatan, Jawa
Sama hal nya dengan tadisi Barikan di Malang, Tarikan juga dilakuan di setiap tanggal 16 Agustus, alias menjelang 17 Agustus-an.
Tradisi Tirakan turut dihadiri para sesepuh dan pejabat desa hingga masyarakat itu sendiri.
Dalam penyelenggaraannya, Tirakatan meliputi pembacaan sajak atau mengenang jasa pahlawan, doa bersama, mengheningkan cipta hingga makan bersama satu kampung.
Pawai Jampana
Kali ini beralih ke Bandung, Jawa Barat, di mana terdapat tradisi bernama pawai jampana.
Dalam penyelenggaraannya, pawai jampana turut merangkul tandu besar yang di dalamnya berisi aneka makanan, hasil kerajinan masyarakat setempat hingga aneka hasil bumi.
Kemudian, isi dari tandu-tandu tersebut lantas akan diperebutkan oleh peserta pawai dan warga yang turut serta menyaksikan pawai tersebut.
Tak sampai disitu, makanan yang telah didapat dari tandu tersebut biasanya disantap bersama-sama dengan yang lainnya.
Peresean, Lombok
Lomba Peresean rutin diselenggarakan di setiap 17 Agustus-an, di mana akan ada adu ketangkasan dari parapepadu atau biasa disebut jagoan.
Dapat diketahui, Peresean itu sendiri merupakan kesenian tradisional masyarakat khas Suku Sasak, Lombok, NTB. Dalam acaranya, para jagoan akan memegang satu buah tameng di tangannya, dengan satu buah alat serang di tangan lainnya.