HOLOPIS.COM, JAKARTA – Komnas HAM masih mencurigai adanya upaya-upaya pengaburan fakta sebenarnya terkait dengan kasus dugaan pembunuhan Brigadir Yoshua.
Ketua Komnas HAM Andi Taufan Damanik mengatakan, dari perubahan keterangan yang disampaikan Bharada E, masih akan lemah jika tidak dilengkapi dengan rekaman CCTV yang sampai dengan saat ini masih menghilang.
“Kalau misalnya ketika dia mengubah keterangannya, konstruksi peristiwa bisa berubah kan. Tapi kalau misalnya alat dukung tadi itu, bukti-bukti pendukung itu didapatkan, maka akan lebih mudah untuk mengonstruksikan peristiwanya,” kata Andi, Selasa (9/8).
Komnas HAM pun menurut Andi, akan tetap meminta penyidik tim khusus bisa menghadirkan rekaman kamera pengawas tersebut sebagai upaya mengungkap siapa yang sedang berbohong saat ini.
“Kita minta kita dorong penyidiknya Timsus itu bekerja lebih maksimal, terutama menemukan CCTV itu, karena itu penting sekali. Selain CCTV itu apa? Jejak komunikasi yang lain, supaya tidak kemudian semata-mata mengandalkan keterangan orang per orang,” jelasnya.
Andi juga mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan 10 handphone yang terkait dalam kasus tewasnya Brigadir J, pihaknya masih menemukan indikasi dugaan upaya pengaburan fakta.
“Ada upaya-upaya untuk pengaburan (fakta). Masih indikasi-indikasi, hampir sama dengan yang diperiksa Inspektorat Khusus (Irsus) ya bahwa ada dugaan-dugaan pengaburan fakta itu. Makanya Kapolri mengambil tindakan meminta Irsus memeriksa itu. Dalam pemeriksaan kami juga ada indikasi-indikasi itu,” pungkasnya.