HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai 5,44 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah mengatakan, bahwa pertumbuhan tersebut hanya bersifat semu yang muncul akibat adanya ledakan harga komoditas, atau yang dikenal dengan istilah commodity boom.
“Kita tidak boleh terlena karena bisa jadi ini merupakan pertumbuhan yang semu akibat commodity boom di mana harga komoditas melambung tinggi, sedangkan output yang kita hasilkan sebenarnya relatif tidak berubah,” kata Charles seperti dikutip dari laman resmi DPR, Minggu (7/8).
Meski demikian, politisi Partai Nasdem itu menilai capaian tersebut menunjukkan bahwa perekonomian domestik memiliki daya kuat yang mampu menahan berbagai tekanan eksternal yang ada saat ini.
Selain itu, mobilitas masyarakat yang meningkat karena kebijakan pengendalian Covid-19 yang tepat juga menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan perbaikan setiap triwulannya menjadi bukti optimisme untuk terhindar dari resesi,” tuturnya.
kendati demikian, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DRP RI itu meminta agar pemerintah tetap berhati-hati dalam membuat kebijakan.
“Mengingat adanya tekanan inflasi global dan risiko resesi global yang disebabkan oleh pengetatan moneter yang agresif di Amerika Serikat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina,” ujar Charles.
Indonesia, kata dia memang diprediksi hanya memiliki potensi resesi sebesar 3 persen. Angka ini memang tergolong rendah, tetapi ini bukan berarti Indonesia aman dari ancaman resesi.
“Perekonomian yang semakin terintegrasi melalui jalur perdagangan dan keuangan membuat potensi shock yang menyebabkan resesi dapat terjadi kapan saja,” pungkasnya.