Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Saat musim kemarau di bulan Agustus sering turun hujan, padahal 37,7 persen zona musim di wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau sejak pertengahan Juli.

Menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada umumnya cuaca hujan dengan kategori menengah akan melanda wilayah Indonesia dalam periode Agustus- Oktober 2022.

Pada Agustus 2022, ada 67,12 persen wilayah Indonesia diperkirakan akan alami curah hujan kategori menengah (100 – 300 mm/bulan). Sementara itu, 23,02 persen wilayah lainnya diperkirakan mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (>300 mm/bulan). Sisanya, sebanyak 9,86 persen lagi, diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah (0 – 100 mm/bulan).

BMKG menjelaskan, Anomali iklim jadi penyebab meningkatnya curah hujan di periode musim kemarau seperti di bulan Agustus 2022.

Anomali iklim tersebut diantaranya, La Nina Lemah (Weak La Nina), IOD Negatif, dan Suhu Permukaan Laut di sekitar Indonesia yang hangat.

Diperkirakan, Anomali iklim ini akan terus berlanjut hingga kuartal III tahun 2022.

Fenomena La Nina Lemah (Weak La Nina)
La Nina adalah fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan Suhu Muka Laut (SML) tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Fenomena La Nina diprediksi melemah sepanjang Juli-Agustus 2022.

IOD Negatif
Indian Ocean Dipole (IOD) atau Indian Nino adalah fenoma osilasi suhu air permukaan laut yang tidak teratur sehingga wilayah barat Samudra Hindia lebih hangat atau lebih dingin dibandingkan dengan wilayah timur Samudra Hindia.

IOD negatif adalah peristiwa menurunnya suhu muka laut (SML) pada Samudra Hindia bagian barat. Peristiwa ini menyebakan tekanan udara di wilayah ini jadi lebih tinggi dibandingkan dengan pesisir timur Samudra Hindia yang berada dekat Indonesia.

Akibatnya, pesisir timur Samudra Hindia seperti Indonesia mengalami pembentukan awal yang tinggi dan mengalami curah hujan yang tinggi.

IOD negatif sedang berkembang dan diperkirakan akan terbentuk pada bulan Juli – Agustus. Beberapa model memprediksi IOD negatif menjadi kuat, seperti dikutip dari ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC).