HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Satgas Cacar Monyet PB IDI, Hanny Nilasari menjelaskan bahwa aktivitas menggaruk lesi akibat cacar monyet atau monkeypox di kulit dapat memicu penyebaran virus yang lebih luas, baik itu di tubuh sendiri maupun ke orang lain.
Untuk itu, Hanny mengimbau pasien cacar monyet untuk menghindari aktivitas mengaruk lesi tersebut agar penyebaran virus tak meluas.
“Ya, bisa. Menggaruk cacar monyet bisa menyebarkan virus ke lokasi tubuh lainnya. Misal, menggaruk cacar yang ada di muka, lalu pasien memegang area tubuhnya yang lain, itu memicu lokasi baru cacar monyet di tubuhnya,” papar Hanny Nilasari, Jumat (5/8).
Oleh karena itu, pasien cacar monyet diimbau untuk selalu menjaga kebersihan tubuhnya. Hal ini bukan hanya demi keselamatan orang lain, tapi juga diri pasien itu sendiri.
Hanny mengatakan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci terpenting dalam upaya pencegahan wabah cacar monyet.
Lebih lanjut, Hanny juga menjelaskan terkait lokasi penularan virus monkeypox di tubuh pasien cacar monyet. Ia mengatakan, jika lokasi cacar monyetnya di wajah, maka ada kemungkinan virus tersebut masuk melalui wajah.
“Pada kasus cacar monyet yang tertular dari hewan, itu besar kemungkinan virus masuk lewat bekas cakaran hewan terinfeksi cacar monyet tersebut,” paparnya.
Hanny kembali mengingatkan, bahwa PHBS merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Ia juga menginbau masyarakat untuk mengurangi kontak langsung atau intim dengan orang yang bukan pasangan.
“Kontak skin-to-skin dengan orang yang tidak dikenal, akan meningkatkan risiko,” tukasnya.