HOLOPIS.COM, JAKARTA – Untuk mengembagkan perekonomian syariah, harus didukung dengan inovasi dan kreativitas. Jika tidak, makan akan sulit untuk menuju ke ekonomi syariah.
“Menatap ke depan, kebijakan ekonomi keuangan syariah ini akan menentukan strategi pengembangan tersendiri yang perlu inovatif dan tentunya perlu kreativitas kita,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo (4/8).
Dody menjelaskan, pengembangan yang dilakukan dalam ekonomi syariah harus berkaitan dengan masalah ekonomi saat ini. Seperti inflasi, lalu bagaimana mendorong bagaimana ekonomi syariah ke arah digital.
Sebagai informasi, BI punya program tiga pilar bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNKS).
Program pertama, melakukan langkah untuk pemberdayaan ekonomi syariah. Kedua, bagaimana meningkatkan keuangan syariah dan ketiga menguatkan kegiatan edukasi, riset kemudian juga assesment terkait dengan ekonomi keuangan syariah.
Ketiga ini menjadi penting bagi semua, ternyata kalau kita survei masih rendah literasi kita terhadap ekonomi keuangan syariah, kita tidak tahu apa itu yang harus kita kembangkan dengan ekonomi syariah.
Ketiga pilar dillakukan, agar BI bisa fokus dengan target lima sektor. Mulasi dari makanan halal, kedua mengenai halal fashion, pariwisata halal, pertanian dan terakhir sektor energi terbarukan.
“Lima sektor ini yang sekarang didorong oleh Bank Indonesia, tentunya bersama dengan kementerian terkait oleh kantor-kantor Bank Indonesia di seluruh daerah, intinya adalah kita harus membangun suatu ekosistem atau rantai dari ekonomi syariah,” katanya.
“Mudah-mudahan dalam jangka pendek ini melalui kegiatan apapun juga, baik itu pengembangan ekonomi pesantren maupun UMKM syariah ini bisa terus mendorong ekonomi syariah,” imbuhnya.