HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat realisasi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) pada Semester I tahun 2022 mencapai Rp281 triliun, atau naik 35,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata mengatakan bahwa sektor sumber daya alam (SDA) menjadi komponen terbesar dari PNBP di semester I tahun ini, yakni dengan perolehan pendapatan sebesar Rp 114,6 triliun.
“Pendapatan dari SDA ini memang merupakan komponen terbesar dari PNBP dan yang paling signifikan sekaligus juga paling fluktuatif dibanding yang lain,” ujar Isa, Kamis (4/8).
Pendapatan di sektor SDA sendiri terdiri dari pendapatan migas dan non migas. Dari sektor migas pun terdiri dari minyak bumi dan gas bumi. Untuk pendapatan dari minyak bumi dilaporkan mencapai Rp66,1 triliun, sedangkan dari gas bumi sebesar Rp8,4 triliun.
“Secara menyeluruh pendapatan dari sektor migas di semester I-2022 mencapai Rp74,6 triliun atau 53,6 persen dari Rp139,1 triliun target yang ditetapkan dalam Perpres nomor 98 tahun 2022. Kenaikannya mencapai 86,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” ungkap Isa.
Sementara untuk pendapatan SDA non migas, yakni dari pertambangan minerba pada semester I-2022 tercatat sebesar Rp36,6 persen, atau 46 persen dari target yang ditetapkan yakni Rp78,9 triliun.
“Ini kalau dibandingkan, periode yang sama tahun lalu (yoy), ini naiknya jauh lebih dari 100 persen, sebesar 119,4 persen,” tutur Isa.
Kemudian untuk pendapatan kehutanan juga tercatat tumbuh 1,4 persen yoy, dengan perolehan sebesar Rp2,2 triliun. Artinya realisasi pendapatan kehutanan telah mencapai 42,8 persen dari target yang sebesar Rp5,2 triliun.
Selain itu, Isa juga mencatat pendapatan non migas di sektor perikanan. Di sektor ini, pendapatan tercatat melonjak hingga lebih dari 100 persen, atau tepatnya 117,8 persen, dimana pendapatan perikanan di semester awal 2022 ini sebesar Rp0,6 triliun.
“Sektor perikanan terus melakukan pembenahan, dan kita lihat sejak tahun lalu sudah menunjukkan pendapatan yang jauh lebih besar dibanding periode-periode atau tahun-tahun yang sebelumnya. Pendapatannya sudah mencapai 36 persen dari target Rp1,37 triliun yang diharapkan di tahun ini,” pungkas Isa.