HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pakar Kebijakan Publik dan Kepala Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menyebut kondisi perekonomian Indonesia tengah dihantui tekanan inflasi yang terus meningkat. Bahkan, hiperinflasi atau inflasi tinggi berpotensi menghantam Indonesia pada September 2022 mendatang.
“Hari-hari kedepan ekonomi makin terasa berat. Kini ekonomi dihantui tekanan hiperinflasi yang akan terjadi mulai bulan September 2022,” kata Achmad dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/8).
Hiperinflasi merupakan kondisi di mana terjadi inflasi yang tidak terkendali. Kondisi ini pada umumnya ditandai dengan lonjakan harga-harga barang yang terjadi begitu cepat dan nilai uang menurun drastis, bahkan di luar kendali.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, tingkat inflasi di Indonesia pada Juli 2022 tercatat mencapai 4,94 persen secara tahunan atau year on year(yoy).
Sementara untuk inflasi bulan Agustus 2022 diprediksi masih level mild meski lebih tinggi daripada Juli 2022, yakni di angka 5-6 persen. Namun pada September 2022, laju inflasi Indonesia bisa saja berada dalam double digit, yakni berkisar antara 10-12 persen.
Sebagai tambahan informasi, inflasi double digit pernah dicapai Indonesia, terakhir di tahun 2008 dengan inflasi saat itu di angka 11,06 persen.
“Kondisi hiperinflasi, inflasi tinggi mencapai double digit akan disumbang oleh komponen bahan makanan dan energi,” tuturnya.
