HOLOPIS.COM, JAKARTA – Alain de Botton merupakan seorang filsuf dan penulis asal Inggris yang lahir di Swiss, 20 Desember 1969.

Alain banyak menerbitkan buku bertema kontemporer, seperti perjalanan hidup, hubungan, pekerjaan, sastra dan lain-lain. Tulisannya dikenal sebagai “philosophy of everyday life​​” karena dianggap relevan dalam menggambarkan kondisi yang sedang dihadapi oleh masyarakat saat ini.

Buku-bukunya tersebut telah menjadi buku terlaris di 30 negara, bahkan salah satu buku Alain berjudul “Essays in Love” telah terjual sebanyak dua juta kopi.

Selain itu, Alain juga dikenal sebagai pendiri School of Life Global, sebuah platform edukasi yang berfokus pada pengembangan diri.

School of Life Global bertujuan memberi edukasi dan membantu orang untuk menjalani kehidupan yang lebih meaningful.

Alain de Botton merangkum tiga masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehingga sulit untuk bahagia di zaman sekarang.

1. Hidup dalam Masyarakat yang Kurang Apresiatif

Di Era Modern saat ini, banyak orang yang mengalami kesulitan menikmati hidup karena mengalami krisis dalam berkarir. Padahal menurut Alain, mencari pekerjaan di zaman sekarang sebenarnya tidaklah sesulit zaman dulu.

Kebanyakan dari kita terlalu memikirkan model karir yang baik dan sempurna agar dipandang baik di masyarakat.

Akibatnya, kita tidak pernah tenang karena merasa dibayang-bayangi oleh kekhawatiran soal pencapaian karir.

Sebenarnya letak masalahnya bukanlah pada pencapaian karir itu, melainkan “kita” yang hidup di masyarakat yang terlalu “angkuh atau sok”.

Mengapa bisa disebut angkuh? Alain menjelaskan bahwa banyak orang di sekitar kita yang terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa tahu sepenuhnya tentang diri kita.

Seperti muncul pertanyaan yang sering banget ditanyakan, “kamu kerja apa? atau “sekarang kamu kerja di mana?”. Lalu, kamu menjawab pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi orang lain, bisa jadi kamu akan digunjing bahkan diasingkan.

Padahal, belum tentu mereka tau kerja keras yang udah kamu lakukan untuk memperjuangkan karir masa depan.

2. Kurangnya Kasih Sayang

Menurut Alain, salah satu penyebab orang mengalami krisis berkarir adalah kurangnya kasih sayang dari orang terdekat. Alain mencontohkan ibu sebagai orang terdekat yang seharusnya mendukung karir anaknya, malah berakhir sebaliknya.

Dewasa ini, banyak tuntutan yang diberikan oleh para ibu kepada anak-anaknya. Keluarga yang harusnya menjadi tempat bersandar dari pahitnya hidup terkadang malah memberikan beban yang lebih berat.

Tuntutan yang pada akhirnya membuat kita semakin memperhatikan pencapaian karir. Bahkan, sekarang ini kita tengah hidup dalam era materialistis di mana definisi kebahagiaan dikaitkan erat dengan urusan materi.

Ibaratnya, kalau kamu ingin mendapat pengakuan dari orang lain, berarti kamu harus punya banyak uang.