HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Trisno Muldani mengatakan, bahwa pihaknya mendorong adanya e-voting pada pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) mendatang.

Menurutnya, e-voting dapat menjadi alternatif yang lebih efektif, efisien dan dapat mencegah kecurangan dalam pemilu.

“Karena jika mengaca pada pandemi lalu, masyarakat dipaksa menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, dan mereka dapat menggunakannya. Selain itu untuk mengisi bensin, masyarakat juga dipaksa untuk memakai aplikasi. Jadi kenapa tidak, masyarakat juga diajak untuk mengikuti pemilu secara e-voting,” kata Trisno, dalam sebuah webinar nasional, (29/7).

Selain itu, Trisno juga mendukung penggunaan media digital sebagai instrumen pemasaran politik. Penggunaan media digital memiliki empat kelebihan yakni dilihat dari sisi target pasar, biaya, waktu, dan komunikasi.

“Sehingga, anggaran kampanye yang tinggi, bisa dialokasikan untuk hal yang lebih krusial misalnya pendidikan politik untuk masyarakat, agar meningkatkan jumlah pemilih rasional,” jelasnya.

Hal tersebut lantaran tingginya biaya kampanye yang dilakukan partai politik dalam pemilu 2019 lalu. Adapun tiga partai teratas yang banyak mengalokasikan biaya kampanye di media konvensional adalah Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Hanura.

“Padahal dari sisi perolehan suara justru berbanding terbalik. Justru partai yang belanja iklan politik itu mendapatkan suara sedikit, dan partai yang sudah mapan lah yang memperoleh suara yang tinggi di DPR,” ujar Trisno.

Sementara itu, Trisno juga mengingatkan bahwa penggunaan media sosial harus dilakukan lebih bijaksana karena berpotensi kampanye yang berisikan hoaks dan kampanye hitam.

“Karenanya, penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU maupun Bawaslu harus memperhatikan hal ini, jangan sampai kondisi keterbelahan di tahun 2019 lalu terjadi kembali di Pemilu mendatang,” tandasnya.