HOLOPIS.COM, JAKARTA – Telkom Indonesia mulai kembangkan metaverse dengan nama Metaverse Indonesia atau disebut metaNesia.

Hadirnya wajah baru layanan Telkom Digital ini, akan memberikan pengalaman dalam interaksi melalui visual.

“Sebelumnya, orang punya persepsi kalau metaverse harus pakai VR (virtual reality), padahal metaverse more than that. Artinya interaksinya memang bisa menggunakan VR, tetapi kita juga mengenal AR (augmented reality),” kata Deputy Executive Vice President Digital Technology & Platform Business Telkom Indonesia, Ery Punta Hendraswara, Jumat (29/7).

“Bahkan ada juga interaksinya yang lebih sederhana, seperti menggunakan handphone atau PC layaknya bermain gim. Tapi di situ ada bentuk interaksi-interaksi baru yang dimungkinkan dari metaverse ini,” sambungnya.

Hadirnya metaNesia, membuat banyak peluang yang akan tercipta. Seperti korporasi ekosistem baru yang akan berikan pengalaman baru bagi perusahaan serta konsumen dan target pasar yang akan dicapai.

Ery menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir Telkom telah memberikan layanan bagi pelanggannya denga dua langkah, yakni secara luring maupun daring. Namun, hadirnya metaNesia bisa menggabungkan dua layanan tersebut.

MetaNesia bisa memberi sentuhan dan komponen tambahan bagi Telkom untuk melayani konsumen setia ataupun menjaring konsumen baru yang mungkin belum terjangkau.

“Pandemi membuat banyak perubahan. Jadi untuk brand, metaverse tidak hanya sekadar channel baru, tetapi ini suatu new experience dan membuka peluang baru juga untuk mereka memberikan sesuatu yang baru. Misalnya produk baru, di mana produknya bisa saja full digital di metaverse, tetapi di dunia nyata juga kita dapatkan,” tambah Ery.

Sebagai lokomotif digital di Indonesia, Telkom masuk ke teknologi teranyar ini untuk menciptakan dunia metaverse yang saling terhubung dan membangun ekosisitem metaverse di Indonesia.