HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setidaknya puluhan sekolah di Selandia Baru menerima ancaman bom dan menyebabkan kepanikan. Akibatnya, banyak sekolah yang me-lockdown gedung serta mengevakuasi para muridnya.

Dan berdasarkan penjelasan yang akhirnya diterima, ternyata ini merupakan serangan siber.

“Setelah berbicara dengan Kementrian Pendidikan, ternyata ini adalah serangan siber yang datang dari luar negeri,” demikian dikatakan Presiden Federasi Kepala Sekolah Selandia Baru, Cherie Taylor-Patel, dilansir dari AFP, Kamis (28/7).

Kepolisian Selandia Baru juga mengatakan bahwa tidak ada ancaman yang diberikan dari serangan siber ini. Sebuah pernyataan yang sedikit bisa membuat warga Selandia baru tenang.

Meski demikian, sikap hati-hati tetap diambil oleh aparat keamanan Selandia Baru. Pihak berwenang akan menyelidiki ancaman yang dikirimkan ke sekolah-sekolah di Marlborough, Masterton, Kaikoura, Greymouth, Queenstown, Levin, Whanganui, Rolleston, Takaka, Geraldine, Dunstan, Ashburton, dan Palmerston North.

Sejauh ini, belum ditemukan adanya bahan peledak di sekolah-sekolah yang menerima ancaman tersebut.

Sebelumnya, Selandia Baru pernah mengalami insiden serupa di tahun 2016. Saat itu, Selandia Baru dan Australia menerima pesan hoaks yang mengatakan akan ada ledakan bom.

Kemudian di tahun 2018, seorang warga Amerika-Yahudi dipenjara selama 10 tahun karena menyebarkan 2000 hoaks ke sekitar Amerika Utara, Inggris, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Denmark.