HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sosial (PKS), Mardani Ali Sera mengungkapkan kekagumannya kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.

“Mas @aniesbaswedan salah satu yang berprestasi,” kata kata Mardani dalam akun Twitter pribadinya, @MardaniAliSera, Rabu (27/7).

Madani mengatakan umat beragama di Jakarta terpantau harmonis, aman, dan nyaman.

Selain itu warga-warganya pun damai dan guyub rukun dalam hidup berdampingan.

“DKI yang guyub, antar umat beragama yang nyaman di bawah Mas Anies itu prestasi yang luar biasa sekali,” lanjutnya.

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ini pun juga menyebutkan berbagai hasil kinerja Anies, mulai dari renovasi trotoar atau pedestrian, RT-RW, pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), pagelaran mobil balap listrik Formula E atau Jakarta ePrix, dan lain sebagainya.

“Belum lagi kalau melihat trotoar kita, RT-RW kita, dengan stadium kita, Formula E kita, jika mau di-list banyak sekali,” tuturnya.

Tweet Madani ini merupakan bentuk respon dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang membandingkan adanya perbedaan pada kepemimpinan Jakarta era Jokowi dan Ahok.

“Kita betul-betul melihat adanya suatu perbedaan jalan ketika Jakarta dipimpin oleh Bapak Jokowi dan Ahok,” kata Hasto, Jumat (22/7).

Hal ini kemudian dijabarkan oleh Hasto terkait kelebihan-kelebihan dari kepemimpinan sebelum Anies, mulai dari keterbukaan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, dibuatnya taman cerdas, taman bermain, pasukan-pasukan lingkungan, dan lain-lain.

“Begitu banyak membantu hal yang fundamental dari anak-anak balita dibuatkan taman bermain, taman cerdas, dan kemudian lingkungan kita dibuat bersih ada pasukan oranye, ada pasukan hijau, ada pasukan biru, semua punya tugas masing-masing membantu Jakarta dan kemudian begitu mudahnya masyarakat Jakarta menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya,” lanjutnya.

Kemudian, ia menambahkan bahwa saat ini banyak perubahan-perubahan positif di Jakarta yang tidak ditindaklanjuti kembali, sehingga terjadi kemunduran di beberapa aspek.

“Tetapi kemudian ketika terjadi perubahan kepemimpinan banyak perubahan positif yang tidak dilakukan saudara-saudara sekalian. Sehingga kemudian langkah-langkah itu menjadi terhenti bahkan di beberapa aspek mengalami kemunduran,” tambahnya.