Kamis, 16 Januari 2025

IMF Proyeksi Ekonomi Global 2022 Hanya Mampu Tumbuh 3,2 Persen

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Pemangkasan ini sekaligus memberikan peringatan kepada dunia bahwa ekonomi global akan segera mencapai puncak resesi.

Berdasarkan perhitungan dari organisasi Moneter dunia tersebut, ekonomi global di tahun ini hanya mampu tumbuh sebesar 3,2 persen. Angka ini lebih rendah jika dibanding dengan proyeksinya pada April lalu yang sebesar 3,6 persen dan 4,4 persen pada Januari.

“Kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral untuk menahan inflasi diperkirakan akan menggigit berdampak pada tahun 2023, dengan pertumbuhan output global akan melambat menjadi 2,9 persen,” ungkap IMF dalam World Economic Outlook edisi Juli 2022.

Meskipun proyeksi pertumbuhan masih di zona positif, namun hal itu tak banyak membantu untuk meredam kekhawatiran akan surutnya ekspansi atau bahkan resesi langsung di negara-negara ekonomi utama.

Hal itu lantaran percepatan kenaikan harga atau inflasi yang terus menggerogoti pendapatan, tabungan, dan laba baik dari lingkup individu, korporasi, bahkan negara sekalipun.

“Dunia mungkin akan segera berada di jurang resesi global, hanya dua tahun setelah yang resesi terakhir,” kata kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas.

IMF memperkirakan inflasi semakin cepat tahun ini karena biaya makanan dan energi yang lebih tinggi beriringan dengan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan yang masih ada.

Adapun indeks harga konsumen (IHK) global di tahun ini meningkat 8,3 persen. Angka ini akan menjadi lompatan terbesar sejak 1996, yang sekaligus naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 7,4 persen pada April 2022 lalu.

Memburuknya World Economic Outlook edisi Juli ini terwujud akibat memburuknya perang di Ukraina, eskalasi sanksi terhadap Rusia, perlambatan ekonomi China yang lebih buruk dari perkiraan, wabah Covid-19 varian baru, dan gelombang inflasi yang memaksa bank sentral menaikkan suku bunga.

“Dan risiko terhadap prospek yang direvisi sangat condong ke sisi bawah,” ungkap IMF.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral