HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mempromosikan berbagai produk makanan dan camilan lokal berbahan dasar selain gandum. Ini merupakan upaya mencegah ketergantungan terhadap gandum akibat harga yang naik.
“Kalau itu sih kita terus saja dipromosikan, kembali lagi ke produk olahan berbahan dasar dalam negeri,” kata Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa, Sabtu (24/7).
Disdagin mempromosikan beberapa UMKM makanan ringan, seperti camilan berbahan dasar singkong atau Modified Cassava Flour (Mocaf), camilan berbahan kedelai yakni keripik tempe, hingga kue-kue yang berbahan dasar sagu.
Menurutnya, saat ini harga tepung terigu sudah mengalami kenaikan. Walaupun memang ia mengaku dirinya belum melakukan survei olahan gandum secara langsung di pasaran.
“Sepengetahuan saya sih terigu sudah mulai naik, tapi makanan jadinya, hasil produk olahannya belum tahu,” katanya.
Meiwan mengatakan hal ini tidak secara langsung menyetop makanan berbahan dasar gandum, namun masyarakat bisa mengurangi sebagai bentuk antisipasi kenaikan harga.
“Tapi kalau sampai berhenti (konsumsi terigu) kan nggak mungkin juga, kasihan juga pedagangnya, kemungkinan besar ya penjualnya yang menyesuaikan ukurannya, kan bisa saja seperti itu,” lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Indonesia, Joko Widodo sudah mengimbau bagi masyarakat masyarakat yang suka makan gandum dan mie harus siap-siap mengalami kenaikan harga akibat dampak perang di Ukraina.
“Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ,” kata Presiden, Kamis (7/7).