HOLOPIS.COM, NTB – Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Letjen TNI Suharyanto meninjau proses penanganan wabah penyakit mulut dan kuku di Nusa Tenggara Barat.

Sejak awal merebaknya virus PMK, Nusa Tenggara Barat termasuk salah satu provinsi dengan tingkat penyebaran yang tinggi. Hingga Rabu (20/7) pukul 12.00 WIB, kasus aktif PMK di Provinsi NTB menembus angka 26.351 ekor hewan ternak tertular.

“Kami datang ke Provinsi NTB khususnya Pulau Lombok untuk memastikan secara langsung langkah-langkah penanganan PMK yang dilakukan berjalan sebagaimana mestinya, karena kita tahu NTB menjadi sentra utama penghasil produksi daging dan hewan ternak,” Kata Suharyanto (20/7).

Suharyanto menegaskan, saat ini vaksinasi PMK masih menjadi solusi utama menangani penyebaran wabah tersebut.

“Vaksinasi menjadi salah satu strategi dalam penanganan PMK. Harapannya vaksin yang disuntikkan kepada hewan yang sehat akan menghasilkan kekebalan dan imunitas sehingga hewan ternak bisa terhindar dari virus,” jelasnya.

Selain itu, Suharyanto juga memastikan pelaksanaan Biosecurity yang salah satunya adalah penyemprotan disinfektan berjalan dengan baik. Seperti di kandang Kelompok Ternak Sumber Reseki, setiap orang dan hewan yang akan keluar masuk ke kandang harus dilakukan penyemprotan disinfektan.

“Penyemprotan disinfektan ini penting mengingat virus PMK bisa dibawa oleh manusia maupun barang dan menularkan kepada hewan ternak lain,” tukasnya.