Advertisement
Categories: Ekobiz

Inflasi Inggris Capai 9,4 Persen, Terparah Sepanjang 4 Dekade

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2022 tercatat sebesar 9,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kenaikan inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam 4 dekade terakhir.

Kenaikan inflasi ini salah satunya dipicu oleh kenaikan tajam pada sektor pangan dan energi yang terparah sejak tahun 1982.

“Menunjukan bahwa tingkat CPI akan bertahan lebih tinggi sekitar tahun 1982, di mana perkiraan berkisar dari hampir 11% pada Januari hingga sekitar 6,5% pada bulan Desember,” bunyi laporan Kantor Statistik Nasional Inggris seperti dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (20/7).

Secara bulanan, inflasi inggris pada Juni 2022 tercatat sebesar 0,8% month-to-month (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 0,7% month-to-month (mtm).

Bank Sentral Inggris atau Bank Of England (BoE) berpotensi menaikan suku bunga.

Gubernur Bank Sentral, Andrew Bailey mengatakan bahwa saat ini komite kebijakan moneter tengah mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Agustus mendatang. 

“Dari perspektif kebijakan moneter, saat ini merupakan tantangan yang besar bagi rezim kebijakan moneter atas target inflasi yang telah kita lihat dalam seperempat abad sejak MPC dibentuk pada tahun 1997,” kata Bailey.

Dia menegaskan, inflasi yang terjadi saat ini bukan berarti menjadi kegagalan pemerintah. Namun, kegagalan itu akibat dari  pemangku kebijakan yang dibentuk di masa sulit ini tengah diuji nilainya.

“Itu dengan tegas bukan tidak berarti rezim telah gagal. Jauh dari itu. Rezim yang dibentuk saat ini. Rezim yang didirikan atas independensi bank sentral sekarang lebih penting dari sebelumnya. Nilai rezim manapun tengah diuji di masa-masa sulit, bukan di saat yang menyenangkan,” lanjutnya.

Sementara itu, Bank Sentral Inggris memperkirakan inflasi akan terus berjalan hingga puncaknya pada akhir tahun mencapai 11%. Berdasarkan Kantor Statistik Nasional Inggris menunjukan bahwa pada hari Selasa, tercatat 3 bulan sebelum Mei terjadi penurunan upah paling tajam sejak 2001. Hal tersebut dikarenakan kenaikan gaji gagal mendekati angka inflasi.

Perlu diketahui, angka inflasi di Inggris merupakan yang paling parah di antara negara G7 bahkan sebelum terjadinya kenaikan sektor energi secara besar-besaran pada Oktober tahun lalu. Negara G7 meliputi Inggris, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Kanada, Perancis, dan Jepang.

Selain itu, Bank Sentral Inggris telah menaikan suku bunga 5 kali dengan kenaikan 25 basis poin secara berturut-turut untuk mengendalikan inflasi.

 

 

Share
Published by
Lisa

Recent Posts

Percepat Program 3 Juta Rumah, Kementerian PKP Luncurkan Platform RumahQu

Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) meluncurkan platform RumahQu sebagai bagian dari upaya mendukung percepatan…

38 detik ago

20 Tahun Peringatan Tsunami Aceh, Dari Tragedi Menuju Kebangkitan

Sudah 20 tahun lamanya tsunami Aceh yang sangat mematikan terjadi. Peristiwa yang memakan banyak korban…

11 menit ago

Oknum Perwira Polres Maros yang Mesum dengan Istri Orang Ditahan

MAROS - Oknum polisi berinisial Ipda RN yang mesum dengan istri orang, kini ditahan di…

16 menit ago

Habib Syakur Harap Prabowo Konsisten Kejar Koruptor dan Berantas Korupsi di Indonesia

JAKARTA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid berharap Presiden…

31 menit ago

Banjir Setinggi 200 Sentimeter Rendam Puluhan Rumah Warga Kabupaten Mandailing Natal

Bencana banjir melanda Kabupaten Kabupaten Mendailing Natal, Provinsi Sumatera Utara menyebabkan sebanyak 80 KK dari…

46 menit ago

15.807 Narapidana Dapat Remisi Khusus Natal 2024, 116 Langsung Bebas

Sebanyak 15.807 narapidana di seluruh Indonesia mendapatkan remisi khusus (RK) dalam rangka Natal 2024 dari…

1 jam ago