HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa negara yang tergabung dalam anggota G20 mengumpulkan dana alias patungan untuk membentuk dana perantara keuangan atau financial intermediary fund (FIF).

Dana sebesar USD1,28 miliar atau Rp19,2 triliun (dengan asumsi kurs rupiah Rp15 ribu per dolar AS) itu digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi yang bisa saja terjadi pada tahun-tahun selanjutnya.

“Beberapa anggota G20 sudah umumkan akan berkontribusi FIF dan banyak yang mengumumkan masing-masing mereka yang aktif berkontribusi hingga total komitmen kurang lebih US$1,28 miliar sudah diamankan untuk FIF,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dikutip, Minggu (17/7).

Nantinya, kata Sri Mulyani, anggota G20 akan bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menyusun tata kelola FIF beserta implementasinya.

“Bank Dunia dalam hal ini lewat pertemuan dewan mereka sepakat melanjutkan untuk menciptakan FIF,” terang Bendahara Negara itu.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah mengumumkan komitmen sumbangan dana sebesar USD50 juta untuk FIF. Kemudian AS sebesar USD450 juta, Singapura USD10 juta, Uni Eropa USD450 juta, dan Jerman USD52,7 juta.

Adapun program FIF ini ditargetkan dapat beroperasi pada September tahun ini. Dengan begitu, negara berpenghasilan rendah dan menengah yang terancam resesi dapat mengakses data tersebut sesegera mungkin.