Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan sejumlah data terkait kenaikan harga komoditas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin pada Maret 2022.

“Kalau perkembangan harga terutama komoditas yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat miskin terjadi peningkatan, itu akan menambah beban pengeluaran bagi masyarakat miskin,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono seperti dikutip dari kanal Youtube BPS, Jumat (15/7).

Diketahui, komoditas pangan yang mengalami kenaikan meliputi beras, telur ayam ras, daging ayam ras, rokok kretek filter, minyak goreng, dan bawang putih.

Komoditas beras pada September 2021 sebesar Rp11.500 per kilogram (kg), mengalami perubahan yang tidak berpengaruh menjadi Rp11.600 per kg pada Maret 2022. Kenaikan yang terjadi sebanyak 1,13%.

“Beras itu harganya flat, jadi beras itu tidak memberikan beban, nambah beban bagi kelompok miskin,” ujar Margo.

Sedangkan telur ayam ras, mengalami kenaikan harga yang tajam dari Rp18.600 per kg pada September 2021 menjadi Rp24.500 per kg. Sehingga kenaikan yang terjadi pada telur adalah 31,55%.

Daging ayam ras pada September 2021 sebesar Rp37.200 per kg menjadi Rp.39.900 per kg atau kenaikan yang terjadi sebesar 7,31%.

Untuk rokok kretek filter pada September 2021 harga 1 bungkusnya Rp21.200, naik menjadi Rp22.100 per 1 bungkus atau 4,19%.

Sementara itu, minyak goreng curah dari Rp15.700 per kg pada Semtember tahun lalu, meningkat menjadi Rp17.300 per kg atau 10,34%, setelah mengalami lonjakan tajam antara Desember 2021-Januari 2022.

Adapun bawang merah putih pada September 2021 seharga Rp31.000, melonjak menjadi Rp33.400 pada Maret tahun ini atau sebesar 7,70%.

Dalam kurun waktu tersebut, telur ayam ras mengalami lonjakan yang paling tinggi mencapai 31,55%, disusul minyak goreng curah 10,34%, dan bawang putih 7,70%. Di sisi lain, beras memiliki harga yang cukup stabil dari tahun lalu hingga saat ini.

Pria yang dulunya menjabat sebagai Sekretaris Utama itu juga menyebutkan bahwa kenaikan harga barang ini terus berlanjut hingga bulan Juni. “Ini menunjukan tren yang terus berlanjut hingga bulan Juni,” jelasnya.