HOLOPIS.COM, MAKKAH – Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Budi Sylvana mengingatkan agar para jemaah haji Indonesia menjaga aktivitas dan kesehatan masing-masing, jangan sampai terlalu kelelahan.
Hal ini disampaikan oleh Budi mengingat para jemaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian puncak haji, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Faktor kelelahan memicu jamaah jatuh sakit. Karenanya, kami mengimbau jemaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Makkah, dan juga di Madinah nantinya bagi yang akan ke Madinah,” kata Budi di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7).
Terlebih kata Budi, angka kematian dalam tiga hari terakhir cenderung tinggi.
“Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” imbuhnya.
Ia juga memberikan dukungan moril agar para jemaah bisa memastikan untuk beristirahat jika terlalu letih. Setidaknya beristirahat sejenak untuk memulihkan kondisi fisik.
“Insya Allah kesehatan jamaah akan membaik dalam beberapa hari ke depan,” harapnya.
Diketahui, pada tanggal 7 Juli 2022, secara berurutan, jemaah menjalani prosesi wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdalifah, serta mabit di Mina. Selama di Mina, jemaah juga melakukan lontar jumrah Aqabah pada hari pertama, dilanjutkan dengan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada dua atau tiga hari berikutnya, hingga 12 Juli 2022.
Data Siskohat menunjukkan, angka wafat jemaah haji Indonesia pada tanggal 11 Juli 2022 mencapai lima orang. Angka ini turun pada 12 Juli 2022 menjadi dua orang, lalu naik lagi sehari berikutnya hingga tujuh orang dalam satu hari. Pada 14 Juli 2022, ada dua jemaah haji Indonesia yang wafat.
“Total sampai dengan sore ini ada 52 jemaah haji yang wafat. Kami imbau jemaah untuk memperbanyak istirahat dan menyesuaikan aktivitasnya dengan kondisi fisiknya. Semoga ke depan jemaah akan semakin sehat, Aamiin,” harapnya.
Masih berdasarkan Data Siskohat Kementerian Agama, mayoritas jemaah wafat tahun ini disebabkan oleh Cardiovascular Diseases. Dari 52 jemaah yang wafat, tercatat ada 31 jemaah yang wafat karena penyakit ini (jantung). Di urutan berikutnya ada Respiratory Diseases (6 orang) dan Neoplasms (4 orang).