Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) RI mencatat, angka kemiskinan di Indonesia terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data per Maret 2022, jumlah penduduk miskin Indonesia tercatat sebanyak 26,16 juta orang, berkurang 1,38 juta orang dibanding Maret 2021, dimana angka penduduk miskin Indonesia tercatat mencapai 27,54.

Kepala BPS RI, Margo Yuwono mengatakan, perbaikan angka kemiskinan pada periode ini disokong oleh pemulihan yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2022 ini.

“Pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal I/2022 itu juga berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Sejalan lah, ekonomi membaik, kemiskinan berkurang,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/7).

Berdasarkan data BPS yang dirilis hari ini, jumlah orang miskin terbanyak berada di Pulau Jawa, yakni sebesar 13,85 juta orang.

Penduduk kota menyumbang angka kemiskinan terbesar di Jawa, yakni 7,93 juta orang. Sementara jumlah penduduk miskin di desa berada di kisaran 5,92 juta orang.

Kendati demikian, jurang antara orang miskin dan orang kaya di Indonesia juga semakin terbuka lebar. Hal itu tercermin dari laporan Gini Ratio per Maret 2022 yang mencapai 0,384, lebih tinggi dibanding September 2021 yang sebesar 0,381.

Sekadar informasi, Gini Ratio merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia.

BPS mencatat, angka Gini Ratio di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan.

“Gini Ratio di perkotaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,403, naik dibanding September 2021 sebesar 0,398 dan Maret 2021 yang sebesar 0,401,” papar Margo.

Sementara itu, Gini Ratio di perdesaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,314; tidak berubah dari kondisi September 2021, namun turun jika dibandingkan dengan Maret 2021 sebesar 0,315.

Diketahui, nilai Gini Ratio pada umumnya berada di antara 0 dan 1. Jika diartikan, semakin tinggi nilai Gini Ratio maka semakin tinggi juga ketimpangan yang terjadi.

Tercatat Gini Ratio tertinggi ada di Yogyakarta, dengan besaran mencapai 0,439, dan paling rendah di Bangka Belitung sebesar 0,236.