HOLOPIS.COM, JAKARTA – Percepatan transisi kendaraan dari bahan bakar ke listrik (EV) bisa dilakukan dengan produksi komponen lokal termasuk didalamnya produksi baterai dalam negeri.
Menurut Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo, selama ini komponen EV di Indonesia masih impor seperti dinamo dan baterai. Bambang juga mengatakan, pembuatan motor listrik sederhana yang dilakukan IMI menggunakan 60 persen komponen dalam negeri.
“Kita masih impor semua (komponen EV). Yang sudah mulai bisa kita buat, seperti yang IMI lakukan, adalah membuat motor listrik sederhana, dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) mencapai lebih dari 60 persen,” kata Bambang (13/7).
“Sejauh ini, yang masih kita impor adalah dinamo dan baterai. Untuk komponen lain seperti spion, lampu, jok, bodi… kita sudah bikin sendiri. Yang belum mampu adalah baterai dan dinamo, sementara motor (listrik) banyak diimpor dari China,” lanjutnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua MPR RI ini mengatakan, pemerintah bertekad melakukan percepatan migrasi yang diharapkan bisa mengurangi beban subsidi maupun polusi.
Hal tersebut terlihat dari sejumlah regulasi yang ada seperti Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle / BEV) untuk Transportasi Jalan.
“Diharapkan, BUMN-BUMN juga sudah mulai berorientasi untuk mendukung, membangun, tidak hanya baterai, tapi juga kendaraannya, baik motor dan mobil. Dengan modal kuat di BUMN, kita sudah tidak perlu riset, karena teknologinya sudah bisa di-adopt dari mana-mana, mulai dari Tesla, bahkan China yang sudah keluarkan berbagai merek dengan produk yang terjangkau,” jelasnya.
“Tentu akan jauh lebih sederhana untuk membangun pabrik mobil atau motor listrik. Hanya nanti tinggal seperti apa dengan komitmen pemerintah untuk ke sana,” tutupnya.