HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Malem Sambat Kaban alias MS Kaban kena semprot admin akun media sosial Lambe Turah, usai menulis cuitan yang menyinggung pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan peristiwa di Sri Lanka.

Seperti diketahui, Sri Lanka dikabarkan tengah mengalami krisis ekonomi terburuk sejak 7 (tujuh) dekade terakhir, serta krisis kemanusian yang disebabkan oleh habisnya devisa negara untuk membayar utang luar negeri.

Politisi partai besutan Amien Rais itu menyoroti peristiwa yang terjadi di Sri Lanka, di mana masyarakat negara tersebut yang mendesak Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur dari jabatannya dan melengserkan pemerintahan dinasti Rajapaksa.

Dalam cuitannya, MS Kaban menyebut bahwa hal itu kemungkinan bisa menginspirasi rakyat di sini untuk mengadili presidennya.

Meski tak spesifik menyebutkan nama yang dimaksud, namun cuitan yang ditulis mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu disinyalir tertuju kepada Presiden Jokowi yang saat ini tengah memimpin.

Lebih lanjut, ia juga meminta agar presiden dan wakil presiden bisa secara sukarela menyerahkan jabatannya, karena Indonesia akan bermartabat jika memperoleh pemimpin baru.

“Apakah peristiwa Sri Lanka menginspirasi rakyat disini untuk mengadili presidennya yang tudak becus mengatasi masalah atau Presiden dengan sukarela menyerah bersama Wapres. Indonesia bermartabat dengan pemimpin baru,” tulis MS Kaban seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya @MSKaban3, Selasa (12/7).

Pernyataan MS Kaban itu pun mendapat reaksi keras dari admin akun Twitter @makLambeTurah. Admin Lambe Turah menyebut MS Kaban terlalu menghalu terkait situasi sosial dan ekonomi di Indonesia.

“Bapak MS Kaban ini terlalu mengahalu,” tulis admin akun @makLambeTurah yang dikutip, Selasa (12/7).

Dalam sebuah cuitan balasan tersebut, Admin platform media gosip itu membeberkan sejumlah data indkator ekonomi di Indonesia dan Sri Lanka, di mana data kedua negara tersebut tersebut menunjukkan angka yang terpaut jauh.

“Inflasi Sri Lanka 54,6 persen, Indonesia 4,35 persen; Rasio utang Sri lanka 95 persen, Indonesia 38 persen; Cadangan devisa Sri lanka $50 juta, indonesia $136,4 miliar. Menghalu jangan ketinggian ya,” lanjutnya.

Berdasarkan data di website Trading Economics, tingkat inflasi atau inflation rate Sri Lanka tercatat sebesar 54,6 persen. Angka tersebut membawa Sri Lanka berada di peringkat 9 negara dengan tingkat tertinggi di dunia.

Dalam data yang sama, produk domestik bruto (PDB) atau Gross domestic product (GDP) Sri Lanka tercatat sebesar -1,60 secara tahunan atau Year on Year (YoY), dengan rasio utang pemerintah Sri Lanka terhadap PDB atau GDP to Debt sebesar 101 persen.

Angka indikator ekonomi Sri Lanka memang masih terpaut jauh dengan Indonesia, jika merujuk pada data yang dirilis Trading Economics.

Data Ekonomi Sri Lanka
Data Ekonomi Sri Lanka (Foto : Trading Ekonomics)