Senin, 13 Januari 2025

Airlangga Ramal Potensi Ekonomi Digital RI Tembus USD146 Miliar di 2025

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Ekon), Airlangga Hartarto memprediksi potensi ekonomi digital Indonesia akan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi belanja secara online yang didukung dengan sistem pembayaran digital.

Airlangga memprediksi potensi ekonomi digital di Tanah Air mencapai USD146 miliar di tahun 2025 mendatang. Bahkan, kata dia, potensi tersebut bisa naik 8 (delapan) kali lipat menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030.

“Potensi ekonomi dan keuangan digital memiliki prospek cerah untuk dioptimalkan menjadi sumber pertumbuhan yang baru. Di 2021, pertumbuhan perdagangan digital mencapai Rp401 triliun seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi belanja secara online dan didukung sistem pembayaran digital,” ujar Airlangga dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital 2022 di Jakarta, Senin (11/7).

Arilangga menjelaskan, peningakatan potensi ekonomi digital itu tercermin dari peningkatan berbagai indikator ekonomi digital. Diantaranya nilai uang elektronik beredar yang naik 32,25 persen, kemudian transaksi QRIS yang tumbuh signifikan hingga 245 persen, dan nilai transaksi digital banking yang naik 20,82 persen secara tahunan.

Tak berhenti di situ, jumlah perusahaan Indonesia yang berbasis di dunia digital juga terus bertambah. Saat ini saja, lanjut Airlangga, Indonesia memiliki 2.391 startup, 2 decacorn, dan 8 unicorn.

Menurutnya, berbagai peningkatan tersebut membuat daya tarik tersendiri bagi investor dan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara.

“Indonesia mewakili 40 persen digitalisasi di Asia Tenggara yang nilainya tembus Rp300 triliun dan didukung perbaikan iklim usaha yang kondusif,” ungkap Airlangga.

Digitalisasi ekonomi dan keuangan, sebut dia, terus terakselerasi dengan perbaikan capaian inklusivitas keuangan berdasarkan survei keuangan inklusif yang diselenggarakan oleh BI dan DNKI, tercatat kepemilikan akun sebesar 65,4 persen dengan produk dan layanan keuangan mencapai 83,6 persen.

Pihaknya optimis, bahwa keuangan inklusif Indonesia bisa ditargetkan di angka 90 persen di tahun 2024 dan tentu dengan peningkatan sinergi, akselerasi, dan implementasi di tingkat nasional dan daerah.

“Digitalisasi perlu dijaga dengan penguatan sinergi dan investasi dan kebijakan sebagai fondasi untuk membangun Indonesia maju. Sinergi antar otoritas, industri, dan masyarakat telah mampu mendorong stabilitas terutama untuk perbaikan ekonomi nasional dengan upaya pemulihan,” ucapnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral