HOLOPIS.COM, BREBES – Pengrajin telur asin di Desa Limbangan Kulon, Brebes, berkesempatan bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. Puan pun melihat langsung proses produksi telur asin disalah satu toko yang ada disana.
Di Toko ini, Puan melihat bagaimana langkah-langkah pembuatan telur asin sejak masih bahan mentah. Mulai dari merebus telur, mengasinkan, sampai pada proses pengepakan.
“Sudah berapa lama menjadi pengrajin telur asin?” tanya Puan ke pemilik Toko Randi Jaya, Selasa (5/7).
“Sudah 15 tahun, Bu,” jawab pemilik toko, ibu Sulistyowati.
“Butuh waktu 12 hari sampai telur asin jadi, Bu. Telur itik yang sudah direbus dicampurkan bahan garam beryodium yang matang dan batu bata. Harga per butirnya Rp 3.000 kalau yang rebus, kalau yang asap Rp 3.500,” lanjutnya.
Para pengrajin yang sempat berbincang kepada Puan menyampaikan aspirasi mengenai kebutuhan mereka.
Diantaranya penyediaan kios pengrajin telur asin secara komunal, hingga pemasaran ke luar Brebes.
“Kita akan dorong di tingkat Kementerian agar ada kerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk memajukan telur asin sebagai oleh-oleh khas Brebes. Selain dari sisi UMKM, telur asin bisa jadi pendukung pariwisata Brebes,” sebut Puan.
Tidak hanya melihat proses pembuatan telur asin, Puan juga memborong oleh – oleh khas Brebes itu.
“Telur asin sudah menjadi ikon Brebes dan merupakan potensi ekonomi yang besar di Kabupaten Brebes,” ungkapnya.
“Saya beli buat jadi tambahan lauk makan nanti, sama untuk oleh-oleh orang rumah. Ini juga sekaligus bentuk dukungan kami terhadap UMKM lokal,” imbuh Puan.
Sebagai informasi, telur asin sendiri sudah mendapatkan pengakuan nasional dengan diterbitkannya sertifikat warisan budaya tak benda pada tahun 2020.
Puan yakin telur asin khas Brebes dapat meningkatkan ekonomi daerah apabila diakomodir dengan lebih baik lagi.
“Jadi selain bawang merahnya, Brebes punya telur asin yang bisa jadi andalan perekonomian daerah. Ini harus terus didukung karena UMKM adalah salah satu roda penggerak perekonomian,” tegas mantan Menko PMK itu.
