HOLOPIS.COM, JAKARTA – Legislator menemukan keganjilan dalam pelayanan jemaah haji selama melakukan ibadah di Arab Saudi.

Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori bahkan mengatakan, kualitas dari pelayanan yang disediakan oleh otoritas Arab Saudi kepada jemaah haji Indonesia dinilai tidak sebanding dengan besarnya biaya yang telah dibayarkan.

“Salah satu adalah layanan katering yang disediakan untuk jemaah. Kualitas makanan tersebut mengkhawatirkan dan tak sesuai dengan harga per porsinya dan terlampau mahal,” kata Bukhori (5/7).

Bukhori menyayangkan, meskipun frekuensi makan untuk setiap jemaah telah ditambah menjadi tiga kali sehari, namun sangat disayangkan komponen konsumsi ini masih menyisakan masalah.

“Misalnya, harga seporsi makanan dengan menu lauk sederhana yang terdiri dari nasi ditambah dua jenis lauk justru dibanderol dengan harga 18 SAR (setara dengan sekitar Rp72 ribu). Sehingga kami nilai harga tersebut terlalu mahal,” jelasnya.

Bukhori bahkan mendapati banyak makanan yang disediakan untuk jemaah dalam kondisi yang nyaris, bahkan sudah basi. Akibatnya, sebagian jemaah kita yang terlanjur mengonsumsinya mengeluhkan sakit perut, sehingga butuh penanganan medis.

“Tidak hanya soal konsumsi, kasur yang diperuntukan bagi jemaah untuk beristirahat juga tidak memadai karena ukurannya yang sangat kecil dan tidak sepadan dengan besarnya biaya masyair yang telah dibayarkan,” terangnya.

Selain menyoroti layanan katering dan akomodasi untuk jemaah, Bukhori juga mengaku kecewa dengan rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang disediakan untuk mendukung kenyamanan jemaah dalam menunaikan ibadah haji.

Padahal, menurutnya, otoritas Arab Saudi sebelumnya telah menjanjikan, dengan kenaikan biaya khidmat masyair akan berdampak pada perbaikan kualitas sejumlah sarpras bagi jemaah.

“Perbaikan sarpras tersebut diantaranya meliputi fasilitas toilet, pendingin ruangan (AC), tenda, dan berbagai komponen sarpras lain yang mendukung kenyamanan ibadah jemaah,” ungkapnya.

“Namun sangat disayangkan, fakta menunjukan bahwa semua itu jauh dari harapan setelah kami meninjau langsung di lapangan,” sambungnya.

Bukhori kemudian mendesak Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama, untuk melayangkan surat keberatan kepada Pemerintah Arab Saudi.

“Ini karena secara sepihak menetapkan harga khidmat masyair di luar kontrak yang sudah diteken. Apalagi dasar dari surat keberatan tersebut semakin diperkuat dengan fakta yang kami temukan di lapangan yang menunjukan bahwa apa yang telah mereka janjikan sebelumnya pada realitanya jauh dari harapan,” tegasnya.

Selain itu, Pemerintah Indonesia didesak melakukan negosiasi ulang tentang harga khidmat masyair untuk penyelenggaraan haji pada tahun mendatang. “Jangan sampai ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bermain-main dalam hal ini,” pungkasnya.