HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Dunia pesimis negara-negara di dunia dapat menghindari dan menanggulangi ancaman-ancaman kemunduran arus ekonomi. Bank Dunia melihat bahwa resesi ekonomi secara global saat ini sudah sangat dekat.

“Perang di Ukraina, penguncian di China, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi memukul pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari,” jelas David Malpass, Presiden Bank Dunia.

Global Economic Prospect June 2022 (GEP) melaporkan bahwa tekanan inflasi saat ini sudah cukup tinggi, dan dirasa sudah tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi.

Tidak hanya negara-negara maju, negara-negara tetangga yang mempunyai populasi penduduk yang cukup banyak juga diprediksikan akan mengalami resesi akibat inflasi yang terus meningkat.

“Dengan inflasi yang sekarang berjalan pada level tertinggi selama beberapa dekade di banyak negara dan pasokan diperkirakan tumbuh lambat, ada risiko inflasi akan tetap lebih tinggi lebih lama,” lanjutnya.

Dilansir dari Routers, Citigroup melihat adanya kemungkinan resesi secara global akan mendekati hingga angka 50 persen.

“Sejarah menunjukkan disinflasi sering membawa biaya yang berarti untuk pertumbuhan, dan kami melihat kemungkinan terjadinya resesi saat ini mendekati 50 persen,” kata para analis Citigroup, Rabu (6/7).

Hal ini dikarenakan terlalu banyak bank sentral yang terlalu terburu-buru menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. Selain itu, perang antara Ukraina dan Rusia juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya suku bunga.

Hal ini dapat kita lihat pada bank sentral AS, The Fed, yang baru-baru ini menaikkan suku bunga acuan hingga 0,75 persen.