HOLOPIS.COM, NTT – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo mengingatkan, bahwa Pancasila harus menjadi prinsip dasar bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugasnya (working ideology) dalam bekerja sebagai abdi negara.
“Tugas ASN adalah mengaplikasikan Pancasila dalam Logos atau pengetahuan, Ethos semangat bekerja dan Pathos kesetiakawanan serta menjadikan Pancasila sebagai acuan dalam bekerja,” kata Romo Benny dalam sambutan pembuka acara pendidikan dan pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa, (5/7).
Menuruntnya, dalam dunia digital kesadaran kritis kerap hilang, tanpa adanya pendidikan literasi akan menjadikan kita mekanis seperti robot.
Ia juga menjelaskan saat ini ASN menghadapi era digitalisasi yang tidak mengenal ruang dan waktu harus menjadi kesempatan ASN dalam membumikan nilai-nilai Pancasila melalui ruang digital karena saat ini masih banyak ruang dan waktu itu disi oleh berita-berita bohong, ujar kebencian bahkan menurutnya hampir semua lini sudah terkena virus radikalisme yang ingin menggantikan Ideologi Pancasila dengan Ideologi yang lain melalui ruang digital.
“Dalam sejarah kita dapat belajar Ideologi Pancasila tidak hanya menjadi falsafah tetapi juga menjadi alat pemersatu, Pancasila menjadi dasar dari segala dasar dan sumber dari segala sumber,” paparnya.
“Orang Indonesia yang mengakui hidup di bumi Indonesia maka Ideologinya harus Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai living ideology,” sambung Romo Benny.
Kemudian, ia juga menyebut bahwa Presiden Jokowi mengatakan pada 1 Juni di Ende, bahwa Pancasila harus menjadi living dan working ideology. Oleh karena itu, ASN sudah seharusnya menghayati Ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan menghormati perbedaan agama, multikultur, solidaritas dan gotong royong.
“Sebagai ASN kita diminta menjadi pelayan publik secara totalitas, tidak menghambat serta tidak mengenal waktu dan batas,” ucapnya.
Terakhir, Romo Benny juga berpesan kepada seluruh ASN agar tidak ikut-ikutan menyebarkan kebencian dan adu domba akibat provokasi di media sosial. Bahkan ASN seharusnya menjadi pihak-pihak yang ikut melakukan filterisasi terhadap ujaran-ujaran yang destruktif itu.
“Saatnya ASN bijak menggunakan lima jarimu, jangan menyebarkan kebencian, virus-virus radikal dan rasa permusuhan. Gunakan teknologi menjadi alat pemersatu, alat kemajuan dan sarana untuk membangun peradaban. ASN adalah panggilan untuk mengabdi melayani,” pungkas Romo Benny.