HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gugatan kepada TikTok masuk Pengadilan Tinggi Los Angeles County, Amerika Serikat pada Jumat (1/7).

Gugatan tersebut berisi tuduhan untuk algoritma TikTok yang merekomendasikan Blackout Challenge kepada dua anak hingga menyebabkan mereka meninggal dunia.

Dua anak itu adalah Lalani Erika Walton (8), dan Arriani Jalleen Arroyo (9). Walton dan Arroyo diketahui meninggal pada tahun 2021 karena mencekik diri mereka hingga tidak sadarkan diri untuk mengikuti Blackout Challenge.

Orang tua keduanya yang diwakili Pusat Hukum Korban Media Sosial, menggugat TikTok dan perusahaan induknya di China, ByteDance, karena diduga menyembunyikan bahaya aplikasi dari konsumen. Walton ditemukan menggantung dari tempat tidurnya dengan tali di lehernya. Ketika polisi melihat ponsel dan tabletnya, mereka menemukan dia telah menonton video Blackout Challenge berulang-ulang.

Sedangkan Arroyo, juga ditemukan menggantung dengan tali milik anjing mereka di ruang bawah tanah rumahnya. Dia dilarikan ke rumah sakit dan dibantu ventilator, tapi dinyatakan mati otak dan alat bantunya harus dilepas.

“TikTok telah berinvestasi miliaran dollar untuk secara sengaja mendesain dan mengembangkan produk mereka untuk mendorong, memungkinkan, dan mendesak konten-konten kepada para remaja dan anak-anak yang terdakwa tahu problematik dan sangat merugikan bagi kesehatan mental para penggunanya,” demikian bunyi gugatan tersebut seperti dikutip dari Cnet.

Tahun lalu, gadis lain, Nylah Anderson dari Philadelphia ditemukan tak sadarkan diri di lemari kamar tidur ibunya. Dia gantung diri dari tali tas setelah melihat video yang terkait dengan Blackout Challenge di TikTok.

Ibu Nylah, Tawainna, mengatakan TikTok harus disalahkan atas kematian anaknya. Gugatan keluarga meminta ganti rugi yang tidak ditentukan dan pertanggungjawaban TikTok karena merancang aplikasi yang mempromosikan tantangan berbahaya bagi anak-anak.

Daily Mail melaporkan pihak keluarga bersikeras tidak ada gadis yang bunuh diri, dan bahwa mereka sebenarnya telah mencoba ‘Blackout Challenge,’ yang mendorong pengguna aplikasi berbagi video untuk mencekik diri mereka sendiri sampai mereka pingsan di depan kamera.

Ini bukan kali pertama TikTok digugat oleh penggunanya. Gugatan itu mulai bermunculan ketika aplikasi media sosial itu mendapatkan pengawasan ketat atas dampaknya terhadap kaum muda.

Anak-anak dan remaja yang mengikuti Blackout Challenge itu percaya, jika mereka mengikuti tren tantangan di TikTok itu mereka akan menjadi terkenal.

Pada Mei, ibu dari seorang gadis berusia 10 tahun yang meninggal di Pennsylvania menggugat TikTok dan menuduh anaknya meninggal karena Blackout Challenge. Jaksa agung dari beberapa negara bagian, termasuk California, juga menyelidiki efek berbahaya TikTok pada kaum muda.

Gugatan yang dibuat di Los Angeles menyebut Algoritma TikTok mengeksploitasi pengguna di bawah usia 18 tahun yang otaknya belum cukup berkembang untuk mengendalikan impuls dan emosi mereka. Meskipun mengetahui betapa bahayanya Blackout Challenge, perusahaan “gagal mengambil langkah yang wajar dan sesuai,” seperti memblokir atau menghapus video, untuk mencegah anak-anak melihat konten tersebut.