HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani memberikan kritikan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang tak menggunakan dana daerah dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Bila memang dirasa diperlukan, kenapa tidak direncanakan menggunakan uang APBD misalnya,” kata Rani kepada wartawan dikutip oleh Holopis, Minggu (3/7).
Jika memang Anies ingin menggunakan dana dari hasil infak masyarakat, sebaiknya anggaran tersebut digunakan untuk bantuan langsung kepada masyarakat yang lebih spesifik.
“Cuma kok kalau saya pribadi, kalau urusan infak sebaiknya mungkin menurut saya bisa dimanfaatkan lebih spesifik untuk keperluan warga yang tidak mampu, yang membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan dan kurang mampu tersebut dikatakan Rani seperti bantuan pengambilan ijazah sekolah bagi anak-anak yang tertahan, hingga pemberian bantuan sosial bagi fakir miskin dan kaum dhuafa.
Pun demikian, Rani mengatakan ia tak terlalu mempermasalahkan jika memang Anies tetap ngotot menggunakan dana infak dan menggandeng Badan Amil Zakat Nasional Provinsi DKI Jakarta (Baznas).
“Semisal bagi anak-anak yang ijazahnya masih tertahan karena persoalan tunggakan pembayaran, kan selama ini bisa dibantu melalui Baziz,” tuturnya.
“Jadi mungkin kalau infak bisa disumbang ke sana sehingga bisa menambah kuota bantuan penebusan ijazah, atau mungkin ke bansos lainnya,” sambung Rani.
Terakhir, anggota Fraksi Partai Gerindra DKI Jakarta itu menyarankan agar Anies Baswedan jika ingin membangun sesuatu tidak menggunakan dana infak atau sumbangan dari masyarakat, melainkan menggunakan dana APBD ataupun bantuan lembaga maupun perusahaan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).
“Menurut saya bila untuk pembangunan seharusnya menggunakan anggaran alokasi APBD atau alokasi dana lainnya misal mungkin bantuan CSR,” pungkasnya.
Anies bangun Kampung Gembira Gembrong pakai dana infak
Perlu diketahui, bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan kembali membangun Kampung Gembira Gembrong di Jatinegara, Jakarta Timur. Proyek revitalisasi kawasan bekas pasar Gembrong yang terbakar dua bulan lalu ini menelan anggaran Rp7,8 miliar.