Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tiba di Istana Kremlin dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (30/6). Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin negara tersebut membahas perdamaian dunia, hingga kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang.

“Perdamaian dan kemanusiaan menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berkontribusi dalam kemanan dunia. Karena itulah saya mengunjungi Kiev dan Moskow,” kata Presiden Jokowi dalam unggahan akun Youtube Sekretariat Presiden (30/6).

Seperti saat di Kiev, Jokowi juga menyebutkan bahwa meskipun situasi saat ini sedang sulit, namun Jokowi bersikeras bahwa penyelesaian damai adalah hal penting, serta tetap membuka ruang untuk berdialog.

Jokowi juga mengungkapkan detil tentang perdamaian dunia yang juga berpengaruh langsung terhadap pasokan pangan dan pupuk, mengingat ratusan orang telah terdampak akibat terganggunya rantai pasok pangan terutama di negara-negara berkembang.

Menjawab kekhawatiran tersebut, Jokowi mengatakan Putin telah memberikan jaminan untuk jalur ekspor pangan Ukraina.

Tak hanya menyampaikan tujuan kedatangannya, di akhir pernyataannya Jokowi menekankan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun dengan kedatangannya di Rusia, dan hanya ingin peperangan selesai.

“Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelenskyy untuk Putin. Saya siap untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin,” kata Jokowi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi baru saja bertolak dari Kiev, Ukraina setelah bertemu dengan Presiden Zelenskyy dan lansgung menawarkan diri sebagai pengirim pesan untuk Putin.

Indonesia akan memegang kursi presidensi G20 yang akan diadakan di Bali pada bulan November mendatang.

Jokowi mengundang Zelenskyy dan Putin ke KTT G20 untuk membahas rencana perdamaian kedua negara. Namun, niat baik Indonesia tampaknya akan tersandung permasalahan respon dari negara-negara barat tertuama Amerika Serikat.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ia enggan menghadiri KTT G20 di Bali jika Vladimir Putin juga akan menginjakkan tanah yang sama di Indonesia.