HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan pemahaman kepada publik termasuk mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal terkait dengan misi perdamaian yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Dikatakan Dahnil, bahwa tugas Jokowi yang mendatangi Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin adalah mewakili Indonesia dalam menjalankan konstitusinya.

“Tugas Presiden mewakili konstitusi dan rakyat Indonesia untuk terus berupaya menyerukan perdamaian langsung kepada mereka yang bertikai, tanpa henti,” kata Dahnil, Jumat (1/7).

Juru bicara Menteri Pertahanan Republik Indonesia itu menegaskan bahwa Presiden Republik Indoensia tidak boleh berpihak, apalagi di dalam misi perdamaian antar negara yang sedang dilanda konflik itu. Terlebih kata Dahnil, sikap Indonesia dalam misi politiknya adalah non blok.

“Terus berupaya (mendamaikan Ukraina dan Rusia). Itu agaknya yang sedang dilakukan Presiden Jokowi,” ujarnya.

Kemudian, Dahnil juga menilai ada upaya besar pemerintah Indonesia agar para pimpinan negara di dunia bisa mengikuti langkah Presiden Jokowi agar mau membantu mendamaikan Rusia dan Ukraina.

“Pun agar dunia terinspirasi, agar bersama-sama melakukan hal serupa,” pungkasnya.

Sebelumnya, Dino Patti Djalal menyarankan agar target utama Presiden Joko Widodo adalah memberikan teguran dan mengupayakan agar Rusai menghentikan misi invasi dan serangan militer kepada Ukraina.

Hal ini disarankan Dino, karena menurutnya Rusia adalah pihak yang paling salah karena melakukan invasi dan serangan terlebih dahulu kepada Ukraina.

“Seruan lantang Indonesia untuk ‘menghentikan perang’ seharusnya dialamatkan secara khusus dan langsung ke Presiden Putin karena sangat jelas Rusia yang menyerang Ukraina, bukan sebaliknya,” kata Dino Patti, Rabu (29/6).

Bahkan ia juga menyebut bahwa Rusia sama sekali tidak bisa menghargai Presiden Joko Widodo yang coba mendatangi Putin dalam misi perdamaian itu. Sebab, pemerintah Rusia masih melakukan serangan militer tepat ketika Presiden RI berada di Moskow.

“Ini suatu pertanda Presiden Putin / Rusia sama sekali tidak mengindahkan misi perdamaian Presiden Jokowi ke Rusia. Melakukan bombardir terhadap Ukraina pada saat Presiden Jokowi tiba di Moskow,” tulisnya hari ini.