HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Rabu (29/6) di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina.

Presiden Ukraina berusia 44 tahun tersebut tampak kelelahan dengan wajah murung saat menyambut Presiden Jokowi.

“Ini adalah hari bersejarah bagi negara kita, Ukraina dan Indonesia karena merupakan kunjungan pertama Presiden Indoneska ke Ukraina dan pemimpin Asia pertama sejak invasi Rusia,” kata Zelenskyy yang berterimakasih atas kunjungan Jokowi, dalam video yang diunggah di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (30/6).

Zelenskyy juga menyebutkan bahwa keberadaan Indonesia saat ini sangatlah penting, terutama sebagai presidensi G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2022.
“(Indonesia) adalah negara yang kuat di ASEAN,” lanjut Zelenskyy.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina. Gambar: Setpres.

Meski lelah akibat menangani permasalahan negaranya yang masih berada di bawah serangan Rusia selama 4 bulan, Zelenskyy masih menaruh harapannya kepada Jokowi agar bisa memperkuat koalisi melawan perang dan mengembalikan stabilitas dunia.

Sementara itu, Presiden Jokowi yang hadir bersama Ibu Negara Iriana berterima kasih atas sambutan langsung oleh Presiden Zelenskyy di pintu Istana Marynskiy di Kiev.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina. Gambar: Setpres.

“Terima kasih sudah menerima kunjungan saya di Kiev dalam situasi yang tidak mudah ini. Kunjungan ini saya lakukan sebagai manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina,” kata Jokowi.

Tak hanya sekedar memberikan rasa belasungkawa serta uluran tangan untuk langsung mengundang Zelenskyy hadir di G20, Jokowi juga langsung menawarkan menjadi penyampai pesan dari Zelenskyy untuk Putin yang juga akan ditemui Jokowi.

Sebagai informasi, Jokowi mengundang Putin dan Zelenskyy untuk hadir di KTT G20 di Bali pada bulan November. Sebuah langkah yang dikecam Presiden AS Joe Biden yang tidak mau hadir jika Putin benar-benar menginjakkan kaki di Bali.