JAKARTA, HOLOPIS.COM – Negara Rusia terancam mengalami gagal bayar utang luar negeri untuk pertama kalinya sejak Revolusi Bolshevik yang terjadi pada lebih dari satu abad yang lalu. Kegagalan tersebut terjadi berkaitan dengan pembayaran bunga utang sebesar US$100 juta; satu dalam mata uang dolar AS RU000A0JWHA4 dan satu lagi dalam euro RU234748670.

Pembayaran bunga utang sebenarnya jatuh tempo pada 27 Mei. Tapi, ada masa tenggang pembayaran selama 30 hari dari masa jatuh tempo yang berakhir pada Minggu (27/6) kemarin.

Namun, potensi gagal bayar itu dibantah Kementerian keuangan Rusia. Mereka mengklaim telah melakukan pembayaran ke National Settlement Depository (NSD) dalam euro dan dolar sembari menambahkan bahwa Rusia telah memenuhi kewajiban pembayaran utang.

Rusia telah berupaya untuk melepaskan diri dari jerat default pembayaran obligasi senilai US$40 miliar sejak invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Dengan tekad itu, Kremlin telah berulang kali mengatakan tidak ada alasan bagi Rusia.

Namun, tekad itu mendapatkan tantangan berat. Terutama dari sanksi besar-besaran yang diberlakukan negara barat, termasuk mengeluarkan mereka dari sistem keuangan global. Sanksi membuat aset Rusia tidak tersentuh oleh banyak investor.

Upaya juga mendapatkan hambatan ketika Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS secara efektif memblokir upaya pembayaran yang dilakukan Moskow pada akhir Mei.

“Sejak Maret kami berpikir default Rusia mungkin tak terelakkan, dan pertanyaannya adalah kapan. OFAC telah turun tangan untuk menjawab pertanyaan itu untuk kami, dan standarnya sekarang ada pada kami,” kepala litigasi berdaulat di firma hukum Quinn Emanuel Dennis Hranitzky seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/6).

Meskipun Rusia telah berupaya membayar kewajiban mereka, sanksi bisa saja membuat pembayaran sulit menemukan jalan mereka ke banyak pemegang obligasi internasional.