Dengan demikian, pelibatan pengusaha lokal oleh Badan Otorita IKN juga sangat penting. Jangan sampai proyek pembangunan hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN maupun perusahaan kontraktor swasta besar lainnya, sehingga pengusaha lokal tersebut merasa terpanggil dan terakomodir untuk bersama-sama membangun Kalimantan dan IKN di tanah Borneo.

“Jadi pengusaha lokal sangat memiliki peluang atau prospek yang bagus dalam berbisnis di segala bidang dari berpindahnya IKN di Kaltim,” tuturnya.

Lebih lanjut, Anwar mengatakan bahwa HIPMI memiliki tugas besar untuk mengubah pola fikir mahasiswa dan siswa saat ini agar tidak melulu berorientasi menjadi ASN, akan tetapi bagaimana mereka mampu memanfaatkan dan menglolah peluang yang ada agar mereka berfikir menjadi pengusaha yang sukses.

“Apalagi IKN sangat prospektif sekali, sehingga memberi andil bermunculan-munculan pengusaha baru,” tandas Anwar.

Misalnya untuk kebutuhan pangan, Anwar menilai sebaiknya pemerintah pusat bisa mengeluarkan kebijakan agar semuanya bisa dipenuhi oleh pengusaha lokal saja. Bahkan ada juga sub kegiatan infrastruktur yang dapat dikerjakan oleh pengusaha lokal, seperti pengadaan batu dan sebagainya.

Tidak hanya itu, ia juga menyebut bahwa HIPMI Kukar pun ikut mendorong para mahasiswa dan siswa untuk melek tentang apa itu IKN, yang terpenting nantinya mereka jangan sampai hanya jadi penonton di tengah pembangunan IKN, akan tetapi bisa menjadikannya sebagai motivasi diri.

“Sebetulnya IKN adalah bonus yang harus dinikmati, bukan ancaman yang harus dihindari. Untuk menikmatinya, harus bermitra dengan BUMN, pemerintah atau pengambil kebijakan IKN,” paparnya.