Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengingatkan bahwa kesalahan besar perusahaan-perusahaan plat merah saat ini adalah transparansi keuangan dan aset.

Pasalnya, ia menyebut bahwa para perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak update soal annual report. Bahkan ia sampai membandingkan era SBY dan Jokowi yang memiliki disparitas soal transparansi ini.

“Sampai saat ini soal transparansi annual report ternyata tidak seperti waktu pemerintahan sebelumnya seperti (era) SBY. Era SBY annual report bagus sekali,” kata Uchok dalam diskusi Kinerja bertemakan BUMN : Antara Prestasi dan Wanprestasi, yang digelar di June’s Resto and Bar Hotel Bintang Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (19/6).

Dijelaskan oleh Uchok, dari annual report tersebut, publik bisa melihat apakah perusahaan tersebut sedang ada masalah atau tidak.

“Annual report ini memang harus disampaikan ke publik, salah satu tujuannya adalah agar sahamnya bisa dibeli,” jelasnya.

Kemudian, mantan koordinator Advokasi & Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyampaikan, bahwa PLN saja, annual report mereka publikasi terakhir 2020.

“Gimana kita mau bantu awasi dan bisa tahu berapa utangnya. Kemudian Garuda Indonesia juga 2020. Telkom tahun 2021 masih lumayan. Pertamina 2021, dari laporan keuangan ini bisa kita lihat BUMN sedang kacau sekali, banyak utang dan sebagainya,” tandasnya.

Terakhir, ia juga menilai bahwa menteri BUMN saat ini cenderung memiliki masalah saat menampakkan hasratnya untuk maju dalam bursa Pilpres 2024 mendatang. Salah satunya kata Uchok, Erick Thohir sering memanfaatkan BUMN untuk ajang kampanye terselubung.

“Menteri BUMN ini jadikan BUMN seperti ormas atau partai bagi menteri, karena BUMN dijadikan ajang kampanye dia, seperti nongol di mesin ATM dan SPBU. Bahkan soal kencing di POM Bensin saja sekarang kita masih tetap bayar kan,” ketusnya.