LEBAK, HOLOPIS.COM 49 kejadian bencana alam tercatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama periode April hingga 17 Juni 2022 di Kabupaten Lebak.

Dari total jumlah bencana alam yang terjadi itu, tidak ada korban jiwa dan menimbulkan kerugian hingga Rp. 2,8 miliar.

“Dari 49 kejadian bencana alam itu tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak, Agus Reza Faisal (18/6).

Dijelaskan Agus, bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lebak akibat akibat cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang.

Dampak cuaca ekstrem itu akibatkan banjir, kebakaran, longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang, angin puting beliung, rumah roboh, sambaran petir dan gempa tektonik.

Bencana alam yang terakhir terjadi, melanda Desa Cilangkap Kecamatan Kalanganyar. Mengakibatkan 6 rumah rusak berat dan ruas jalan antardesa ambles sepanjang 70 meter dengan kedalaman 2 meter.

Begitu juga bencana alam di Desa Parakan Besi Kecamatan Bojongmanik sepanjang 40 meter jalan antardesa ambles dan satu unit rumah rusak berat.

“Kami sudah melaporkan bencana alam itu kepada Bupati Iti Octavia untuk mendapatkan bantuan logistik hingga dana tunggu hunian ( DTH),” jelasnya.

Menurut dia, selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah langganan bencana alam, karena terdapat perbukitan, pegunungan dan aliran sungai.

Untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa, BPBD Lebak memberikan edukasi dan simulasi kepada masyarakat tentang bagaimana penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Minimal, ujar dia, mereka bisa menyelamatkan diri sendiri sehingga terhindar dari bencana alam itu.

BPBD Lebak juga menyampaikan peringatan dini kewaspadaan kepada aparatur kecamatan, desa dan relawan tangguh di 28 kecamatan.

“Kami hingga kini menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat agar waspada bencana alam menghadapi cuaca ekstrem itu,” katanya menjelaskan.