Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM Pemerintah berencana membatasi pengunjung ke Candi Borobudur, hal tersebut dilakukan dalam upaya pelestarian bangunan bersejarah tersebut.

Namun, hal berbeda dikatakan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yang mengatakan pengunjung tidak perlu batasi tetapi lebih kepada memperkuat manajemen situs.

“Kami tidak mengatakan untuk mengurangi (jumlah pengunjung), tapi mengatur dan mengawasi bagaimana pelaksanaanya. Ini cara pandang yang berbeda untuk mengatur jumlah pengunjung yang datang,” kata Director UNESCO Office Jakarta, Mohamed Djelid (17/6).

“Idenya adalah tidak untuk menghentikan kunjungan. Sebaliknya kami mengundang orang untuk datang dan menikmati, tapi kita juga penting melindungi situs,” sambungnya.

UNESCO tidak menyaran untuk mebatasi pengunjung, karena sebenarnya pengunjung perlu mendapat kesempatan untuk menikmati keberadaan warisan budaya dunia itu.

“Kami tidak pernah berbicara tentang pembatasan, kami berbicara tentang manajemen situs. Bagaimana mengatur situs dan semua orang (yang datang) bisa menikmatinya. Kami tahu ini tidak mudah, tapi ini akan mendatangkan keuntungan untuk Indonesia dan komunitas sekitar. Ini sama seperti apa yang akan kamu lakukan pada rumah atau apartemenmu. Kamu harus mengatur orang yang datang ke apartemenmu,” ujar dia.

Selain itu, Candi Borobudur harusnya juga bisa memberikan manfaat bagi warga yang berada di sekitar candi. Karena, masyarakat menjadi bagian dari bangunan kuno bersejarah itu.

“Kemudian situs ini juga harus memberikan keuntungan untuk komunitas (warga) di sekitar Candi Borobudur. Komunitas menjadi bagian dari situs, menjadi bagian dari monumen. Mereka yang hidup dan menghidupi monumen,” katanya.

Mohamed Djelid menegaskan, jika semua itu merupakan saran. Keputusan, tetap ada ditangan pemerintah Indonesia.

“ini sepenuhnya menjadi otoritas negara Indonesia. UNESCO hanya memberikan masukan untuk membantu, bukan untuk mengambil keputusan (intervensi) tentang situs,” kata dia.