JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto menilai, bahwa banyak kader yang merekomendasi nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden 2024 dari Partai NasDem dalam Rakernas di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta berpotensi menjadi petaka tersendiri bagi partai yang dipimpin oleh Surya Paloh itu.

Pasalnya, Hari menyebut bahwa politik identitas sudah menyatu dalam sosok Anies Baswedan saat mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dengan demikian, peluang konstituen meninggalkan NasDem karena tak sepakat dengan gaya politik identitas ala Anies bakal terbuka lebar.

“Tentunya ini risiko yang harus diterima oleh Partai NasDem jika pada akhirnya mendorong AB (Anies Baswedan -red) menjadi Capres,” kata Hari Purwanto kepada Holopis, Jumat (17/6).

Menurut Hari, tampaknya Surya Paloh sebagai pucuk pimpinan tertinggi Partai NasDem coba menghadirkan sistem dan cara mengakomodir dan pengambilan keputusan dari bawah ke atas, dimana wilayah turut berperan dalam menyumbang pengambilan sikap partai. Sehingga, kader-kader Partai NasDem dalam menjalankan roda organisasi dengan prinsip demokrasi terpimpin secara eksplisit terbaca oleh publik.

Namun kesimpulan dari hasil Rakernas Partai NasDem itu belum bisa menjadi tolok ukur alias belum final. Mengingat, politik itu dinamis, apalagi tahapan pemilu baru saja dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa hari yang lalu.

“Belum bisa menjadi putusan final. Kenapa? Sosok Surya Paloh adalah politisi dan pengusaha. Tidak ada kawan dan lawan abadi, yang ada hanya kepentingan abadi,” ucapnya.