JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pemberian visa digital nomad atau visa bagi pekerja jarak jauh (remote worker), sedang dibahas oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Menurutnya, dari survei yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menunjukkan 95 persen dari pekerja remote, menjadikan Indonesia khususnya Bali sebagai tujuan pertama untuk pekerjaan jarak jauh.
“Pasca pandemi COVID-19 dan digitalisasi, banyak sekali keinginan remote worker atau digital nomad untuk tinggal di Bali dan di destinasi wisata lain di Indonesia,” kata Sandiaga, Senin (13/6).
Ia pun mencontohkan, ada perusahaan yang mengizinkan karyawan mereka untuk bekerja dari mana saja (work from anywhere), seperti Airbnb.
“Ini menjadi suatu keniscayaan bahwa kita harus mempercepat penerbitan visa digital nomad. Menurut saya, 2022 menjadi tahun yang tepat untuk menerbitkan suatu inovasi, dan inovasi ini adalah game changer, visa digital untuk para remote worker,” ujarnya.
Nantinya, visa digital nomad direncanakan dapat berlaku selama lima tahun guna menarik wisatawan menikmati pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.
Harapannya, dengan lama tinggal jauh lebih panjang serta kualitas belanja yang dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
“Long term visa juga diharapkan menyasar silver economy, yaitu WNA yang mungkin saat musim dingin memiliki preferensi untuk tinggal di Bali atau di destinasi lainnya karena memiliki iklim yang lebih bersahabat,” kata dia.