JAKARTA, HOLOPIS.COM Masih banyaknya mansia yang utamakan keuntungan pribadi dibanding menjaga kelestarian alam. Itulah kemudian menurut Prof. Emil Salim jadi penghambat upaya pelestarian lingkungan hidup.

“Uang itu adalah kebalikan dari apa yang diminta di lingkungan,” katanya dalam acara bertema “Relevansi HAM dan 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia”, (13/6).

“Kalau lingkungan minta melestarikan hutan, tidak ada uang dari melestarikan hutan, tetapi kalau kemudian hutan dibuka, apakah itu perkebunan atau ekspor kayu atau kah untuk apa, uang itu. Dolar, devisa, kekuasaan, power,” sambungnya.

Emil juga dengan tegas mengatakan, ceramah atau seminar tidak bisa untuk menjaga lingkungan. Tapi, lebih kepada upaya untuk menyadarkan manusia agar menegakkan moral dan menghargai hak asasi manusia.

“It’s a matter of menegakkan moral, menghargai human rights, menghargai lingkungan versus kepentingan pribadi, material interest, power, kepentingan pribadi,” katanya.

Manusia tidak semuanya memiliki sikap idealis, ada juga yang hanya utamakan kepentingan pribadi, kelompok, partai atau kepentingan lainnya.

Sehingga manusia perlu mendapat pendidikan, agar menyadari bahwa kekayaan ilmu, akal dan pikiran lebih penting dari materi semata.

Sayangnya menurut dia, saat ini kegiatan ekonomi masih mengejar keuntungan semata sehingga kurang menghargai hak asasi manusia dan lingkungan.

“Kita masih belum pada tingkat kedewasaan itu, kita masih pada tingkat greedy ekonomi, ekonomi rakus dan belum pada ekonomi yang sadar bahwa hidup ini mempunyai nilai lebih tinggi yang diemban-kan, yang dicita-citakan dalam human rights dan lingkungan,” katanya.