MAKKAH, HOLOPIS.COM – Jemaah haji Indonesia hari ini mulai diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah. Berangkat dari Madinah pukul 16.00 waktu setempat, kloter pertama Embarkasi Solo (SOC 1) dan Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 1) diperkirakan tiba di Makkah pada pukul 22.00 waktu Arab Saudi.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan layanan bus shalawat yang akan mengantar jemaah dari hotel di Makkah menuju Masjidil Haram, pergi pulang (PP). Layanan ini beroperasi selama 24 jam secara shuttle untuk memudahkan jemaah dalam menjalani ibadah.

“Kita baru saja melakukan simulasi angkutan shalawat mulai dari depan Kantor Daerah Kerja Makkah menuju terminal Jiad. Kita cek juga jalur layanan dari terminal Jiad menuju Misfalah. Insya Allah, bus shalawat dan petugas siap sambut dan layani jemaah di Makkah,” jelas Kepala Daker Makkah Muhammad Khanif di Misfalah – Makkah, Minggu (12/6).

Hadir, Kabid Transportasi Sutikno, Kepala Seksi Transportasi Daker Makkah Asep Subhana, dan seluruh petugas transportasi yang akan melayani jemaah selama berada di kota Makkah.

“Layanan ini disiapkan untuk jemaah selama di Makkah. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi,” sambung Khanif.

Ada enam unit bus shalawat yang disiapkan dalam simulasi ini. Keenam bus tersebut telah dipasang stiker bertuliskan “Indonesia”.

Menurut Khanif, ada 204 bus yang disediakan pada musim haji 1443 H/2022 M. Bus ini akan dioperasikan secara bertahap sesuai dengan rasio jumlah jemaah yang telah tiba di Makkah.

“Bus Shalawat beroperasi 24 jam. Pada posisi puncak, saat seluruh jemaah sudah di Makkah, 204 bis shalawat siap antar jemput jemaah Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram,” tegasnya.

Kabid Transportasi Sutikno menjelaskan, ada lima rute bus shalawat di Makkah sesuai wilayah hotel jemaah dengan tiga terminal, yaitu: Syib Amir, Bab Ali, dan Jiad. Rute pertama, Mahbas Jin – Bab Ali. Sebanyak 16 bus disiapkan untuk melayani 19.288 yang tersebar di enam hotel di wilayah Mahbas Jin. Ada tiga halte pemberhentian yang telah disiapkan.

“Rute ini merupakan rute bersama. Setiap negara yang jemaahnya melalui rute ini harus menyiapkan bus. Dan bus yang melalui jalur ini, bisa digunakan seluruh jemaah haji dari berbagai negara,” terangnya.

Kedua, rute Syisyah – Syib Amir. Ada 29 bus yang disiapkan untuk melayani 11.428 jemaah yang tinggal di 9 hotel wilayah Syisyah. Di sini disiapkan tiga halte pemberhentian.

Ketiga, rute Raudhah – Syieb Amir. Total ada 53 bus untuk 21.015 jemaah yang tinggal di 6 hotel wilayah Raudhah, dengan lima halte pemberhentian.

Keempat, rute Jarwal – Syieb Amir. Rute ini akan melayani 24.904 jemaah yang tinggal di dua hotel wilayah Jarwal. Total ada 62 bus dengan dua halte.

Kelima, rute Misfalah – Jiad. Rute ini melayani 17.550 jemaah. Mereka tinggal di 13 hotel wilayah Misfalah dengan tujuh halte pemberhentian.

“Bus berkapasitas sekitar 70 penumpang, dilengkapi air conditioner (AC), tombol darurat pembuka pintu, GPS, serta alat pemecah kaca,” jelasnya.

Kasi Transportasi Daker Makkah Asep Subhana menambahkan, untuk memudahkan jemaah mengenali, setiap bus dipasang stiker dengan desain dan warna yang berbeda-beda. Stiker itu berisi informasi rute, nomor rute, dan warna rute.

Stiker rute Mahbas Jin – Bab Ali berwarna putih dengan nomor 1. Rute Syisyah – Syib Amir warna biru dengan nomor 2. Rute Raudhah – Syib Amir stiker warna hijau dengan nomor 3. Rute Jarwal – Syib Amir warna hitam dengan nomor 4. Dan, rute Misfalah – Jiad, stiker warna coklat dengan nomor 5.

“Format stiker ini dibuat untuk memudahkan jemaah. Jika ada jemaah yang tidak bisa membaca tulisan rute, bisa mengingat nomor atau warna,” terang Asep.

“Setiap jemaah juga dibekali kartu yang sama dengan stiker bus salawatnya,” sambungnya.

Meski jumlah bus shalawat yang disediakan sudah cukup banyak, untuk menghindari penumpukan penumpang, Asep mengimbau jemaah untuk dapat datang lebih dini bila ingin salat fardhu di Masjidil Haram. Menurutnya, kepadatan di Makkah akan meningkat hingga puncakhaji seiring terus berdatangannya jemaah haji dari berbagai negara.

“Mendekati puncak haji, saat ingin shalat berjemaah di Masjidil Haram, jemaah agar datang lebih dini, jangan mendekati waktu adzan. Sehingga tidak berebut dengan jemaah lain dan nyaman di Masjidil Haram,” pesan Asep.

Hal ini juga bertujuan untuk menghindari terjadinya kemacetan di jalur menuju terminal. Begitu juga ketika ingin kembali ke pemondokan usai shalat fardhu, Asep mengimbau agar jemaah dapat bergiliran meninggalkan Masjidil Haram.

“Dalam kondisi normal, interval jarak menunggu kedatangan bus pada rentang 5 – 10.menit. Namun, dalam kondisi padat, utamanya jelang puncak haji, kita targetkan tidak lebih 30 menit. Kita sudah siapkan skema, jika halte penuh, petugas akan meminta informasi ke terminal agar bus yang terparkir bisa segera meluncur,” tandasnya.